Laman

Kamis, 05 November 2009

KANKER HATI

Mingguan MIMBAR KARYA, 22 April 1990

Yang memberi hasil memuaskan jika kanker didiagnosis dini yaitu ketika kanker baru mencapai ukuran kurang dari 3 cm. Reseksi kanker sebesar ini memberikan peluang 5 tahun bertahan hidup yang mencapai 90%. Jika ukuran kanker sudah mencapai 5 cm, peluang bertahan hidup, 5 tahun hanyalah 65% saja. Selain dengan obat-obat antikanker, pembedahan, dapat pula dengan penyinaran atau kombinasi sinar dengan obat. Tapi tidak semua kasus kanker hati boleh disinar.

Bagaimana mencegahnya?
Kita sudah mengetahui penyebab tumbuhnya kanker hati. Sebagian besar bersumber dari infeksi Hepatitis B, yang cenderung menjadi cirrhosis. Beberapa zat yang bersifat carcinogenic terhadap sel hati juga telah dikenal. Sehingga faktor-faktor tersebut harus disingkirkan dari lingkungan kita. Kita dapat mencegahnya agar tidak tercemar oleh anasir tersebut.
Namun memang tidak selalu mudah, karena apa yang kita makan dan minum sehari-hari tanpa kita sadari, belum tentu telah terbebas dari bahan carcinogenic tersebut, termasuk ganasnya virus Hepatitis tipe B, yang di Asia, betapa dekat dengan lingkungan dan pola hidup kita.
Agar kebal terhadap infeksi virus Hepatitis B, kita dapat melakukan imunisasi dengan vaksin Hepatitis B, sehingga risiko tertular penyakit yang berakhir fatal ini dapat dicegah. Behan-bahan dan zat berbahaya, dengan sadar dapat kita hindarkan, termasuk obat-obatan yang cenderung berpengaruh buruk terhadap jaringan hati. Hal lain dengan memperbaiki pengobatan terhadap Hepatitis B, agar tidak menimbulkan penyulit pada jaringan hati sehingga cenderung menahun, atau berakhir dengan cirrhosis, yang keduanya menjadi dasar dari tumbuhnya kanker hati.

Bagi penduduk yang menanggung risiko yang tinggi untuk tertular penyakit Hepatitis B, perlu melakukan pemeriksaan rutin terhadap kemungkinan tumbuhnya kanker hati. Dengan ultrasonografi dan pemeriksaan adanya alfafeto-protein, kita dapat mendeteksi lebih dini adanya kanker hati ini lebih-lebih pada mereka yang menjadi carier Hepatitis B. Sejak alfafeto-protein positif, dibutuhkan waktu 9 bulan untuk mencapai tumor berukuran 4 cm.
Adanya kanker yang berukuran 3 cm saja sudah dapat dideteksi dengan USG. Pada kelompok penduduk yang berisiko tinggi untuk terkena kanker, sebaiknya memeriksakan pemeriksaan penyaringan sekurang-kuringnya 2-3 tahun sekali (Lihat Tabel 1).
Bagi masyarakat kita yang akrab dengan jenis makanan oncom dan kacang tanah, perlu lebih waspada. Oncom yang terbuat dari ampas kacang atau kacang tanah dapat berjamur yang memproduksi aflatoxin. Kacang tanah yang terasa pahit atau beraroma busuk sebaiknya tidak dilanjutkan memakannya. Demikian pula jika oncom berbau apak. Hal serupajuga untuk peminum jamu. Jamu tradisional, yang dituang ke dalam air panas dapat melihat warna, aroma serta keadaan bubuk jamu. Jika tampak perubahan sifat jamu yang akan diseduh, sebaiknya tidak meminumnya, karena kemungkinan jamu telah tercemar jamur pembuat aflatoxin.***

Tabel 1.Kelompok berisiko yang memerlukan pemeriksaan rutin terhadap kemungkinan kanker hati.
1. semua yang dalam darahnya ada HbsAg, carier berumur lebih dari 40 tahun.
2. Ada anggota keluarga yang pernah terkena Hepatoma, terutama jika berumur di etas 30 tahun
3. Semua wanita yang sudah menopause dengan HbsAg positif sebagai carier
4. Semua penderita dengan cirrhosis hati, atau ada riwayat gangguan hati.
S. Wanita sebagai carier Hepatitis B, dan pemakai pil KB.
6. Mereka yang berkontak dengan bahan atau zat yang carcinogenic terhadap hati.
7. Perokok berat dan peminum alkohol yang HbsAg positif carier

KANKER HATI

Oleh : Dr.Handrawan Nadesul
Mingguan MIMBAR KARYA, 15 Juli 1990

Seorang ayah (48) dari 3 anak, kemarin mendadak muntah darah. Tidak jelas bagaimana mulanya, sehabis makan malam, ia pergi ke belakang, dan di sana muntah darah hampir semangkuk penuh. Darahnya segar dan sang ibu menjadi sangat panik.
Ayah selama ini tak pernah batuk-batuk. Begitu mulanya pikir anaknya yang tertua. Waktu muda, ayah juga tak pernah mengidap TBC atau penyakit paru yang lain.
Ketika ditanya, si ibu hanya melihat belakangan ini sang ayah semakin pucat saja. Selera makannya kendur dan saluran pencernaannya kerapkali terganggu. Si ibu mulai menitikkan air mata ketika teringat, betapa berat kerja sang ayah selama ini. Ia tak mengenal lelah. Tak ada waktu istirahatnya barang sedikit. Melihat sang ayah tersungkur, semua semakin terharu. Sang ayah mengidap gangguan hati.

Kanker Hati
Ya, benar. Sang ayah mengidap kanker hati primer. Ini diketahui dari hasil foto scanning pada hati, biopsi hati dan harapan kesembuhan kecil sekali. Konon sudah menyebar.
Muntah darah cuma salah satu gejala kerusakan hati yang agak lanjut. Ada bendungan aliran darah yang ke hati, dengan akibat tekanan pada pembuluh balik sistem pembuluh darah hati, meninggi. Peninggian ini diderita pembuluh balik di sekitar kerongkongan, di dubur, di rongga perut, sekitar pusat di samping dalam hati sendiri. Manifestasinya berupa varices, yang suatu saat siap menjadi pecah. Dan muntah darah menunjukkan adanya pembuluh balik di sekitar kerongkongan yang pecah. Darah segar merupakan petunjuk bahwa darah berasal dari pembuluh balik itu, dan bukan dari lambung atau paru-paru. Darah dari lambung berwarna kehitaman dan bercampur sisa makanan. Darah dari paru-paru dapat segar tapi bercampur buih atau dahak dan jumlahnya tak sebanyak muntah sang ayah.
Kanker hati primer bersumber dari hati sendiri. Entah apa penyebabnya yang pasti, belum jelas benar. Namun sebagian besar berasal dari penyakit hati cirhosis hepatis dan sebagian lagi dari racun bernama aflatoxin yang dijumpai dalam kacang-kacangan berjamur.
Di Amerika kanker hati primer hanya 2% dari
seluruh keganasan yang ada. Tapi di negara-negara Asia-Afrika, mencapai 30% dari keganasan. Pria 4 kali lebih sering daripada wanita. Umur sasaran terbanyak pada kelompok usia antara 50-60 tahun.

Cirrhosis Hepatis
Hampir sebagian besar kanker hati bermula dari cirhosis hepatis. Penyakit hati menahun ini sudah sejak lama dikenal. Baru dalam 3 dekade terakhir muncul pandangan baru tentang kerusakan hati yang menyeluruh ini. Terjadi perubahan, kematian dan kerusakan sel hati yang terjadi menyeluruh.
Dikenal 3 jenis cirhosis. Gizi buruk, infeksi virus hepatitis, keracunan makanan/obat/zat kimia tertentu, infeksi parasit atau penyakit metabolisme, dituduh sebagai faktor penyebabnya.
Proses cirhosis berjalan perlahan-lahan, menahun, dan sangat progresif. Selama ini penderita hampir tanpa keluhan yang berarti. Paling-paling hanya mengeluh mual-mual, lesu lemah, dan lekas lelah, kadang-kadang saja demam ringan. Gejala serupa ini jarang mendorong penderita untuk pergi berobat. Sebagian besar penderita datang jika sudah terjadi komplikasi perdarahan, berupa batuk darah seperti sang ayah di atas, berak darah atau perut membuncit tiba-tiba. Ini semua tanda fungsi hati sudah sangat menurun. Tekanan darah sistem pembuluh hati meninggi dan fungsi hati menurun.
Di samping kemungkinan muntah darah dan berak darah, juga dapat tampak bayangan pembuluh darah menyerupai kepala berular (Caput Medusas), di sekitar pusat, hemorhoid atau burut pada pria, karena terisinya cairan dalam kantung buah zakar.
Perut yang membuncit tiba-tiba mencerminkan rendahnya kadar protein albumin yang diproduksi hati untuk mengikat cairan darah sehingga banyak cairan terlepas dari darah dan tertimbun dalam jaringan longgar, yaitu di rongga perut maka muncullah ascites alias perut membuncit berisikan cairan.
Penderita kelihatan pucat karena kekurangan darah, timbunan cairan pada tungkai, gejala kuning dapat muncul atau tidak, buah zakar yang menciut, tumbuhnya payudara pada pria (ginekomastia), karena estrogen darah meninggi akibat fungsi hati yang menurun. Gejala-gejala akhir berupa gangguan otak sampai coma, akibat keracunan amonia yang tinggi dalam darah. Ini terjadi karena fungsi penyaringan hati yang sudah tiada.
Pada tahap awal hati membengkak, kemudian berangsur-angsur menciut dan mengeras. Ini khas pada cirhosis dan untuk memastikannya dapat dilakukan biopsi atau pengambilan jaringan hati dengan jarum khusus.
Kerusakan hati lain dapat pulih sendirinya, namun oleh cirhosis kerusakan takpulih dan malah progresif. Itulah mengapa kesembuhan jika sudah cirhosis sukar diharapkan. Pengobatan hanya bersifat mengurangi progresivitas penyakitnya dengan makan bergizi, vitamin B kompleks dan mengatasi gejala serta komplikasi yang ditimbulkannya, di samping harus istirahat.
Tindakan bedah untuk mengatasi bendungan di hati, takkan meredakan proses kerusakan hati yang terus menerus. Dan kerusakan yang tak mungkin dipulihkan ini lebih sering berakhir dengan kematian, yang biasanya akibat komplikasi muntah darah.

Aflatoxin si Algojo
Racun aflatoxin dihasilkan jamur aspergilus flavus atau penicilinum. Biasanya tumbuh pada kacang-kacangan di seluruh dunia. Di beberapa negara ditemukan pada beras, jagung, kopi, kedelai, kentang, coklat, kopra, gandum, keju, susu, biji kapas, dan ubi kayu.
Bahan makanan tersebut, bila sistem penyimpanan setelah dipanen kurang memenuhi syarat, akan mengundang tumbuhnya jamur tersebut. Bahan makanan berjamur yang dimakan akan berpengaruh buruk terhadap hati, pada hewan maupun manusia.
Aflatoxin racun yang sangat kuat. Ia juga dapat merusak ginjal dan anak ginjal, di samping kesenangannya menyerang hati. Sel hati menjadi rusak, jika dosis tinggi diberikan. Namun jika dosis rendah untuk jangka waktu yang lama, maka akan menumbuhkan kanker hati primer.
Di Indonesia telah terbukti, bahwa kacang tanah, tembakau, oncom, minyak kacang dan jamu dapat mengandung aflatoxin yang berkadar cukup tinggi. Pada manusia dapat menjadi penyebab cirhosis hepatis. Dan hubungan yang sangat erat antara

aflatoxin dengan kanker hati primer di Indonesia, terbukti positif.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa peminum jamu yang telah puluhan tahun cenderung untuk kena kanker hati primer dan atau cirhosis sendiri. Hal yang sama juga pada pemakan oncom yang teratur 3 kali seminggu selama 40-50 tahun. Oncom hitam lebih pekat kandungan aflatoxinnya dibanding tempe atau oncom merah.

Nyeri di Uluhati Kanan Atas
Keluhan utama penderita kanker hati, berupa rasa nyeri di daerah uluhati kanan atas, persis di sekitar lengkung rusuk kanan. Rasa nyeri timbul jika dilakukan penekanan di daerah tersebut. Dapat juga timbul selama dalam pergerakan, sehingga menggerakkan hati yang membesar.
Jika keluhan di atas dihiraukan, penyakit baru diketahui setelah komplikasi muncul. Seperlima kasus akan ascites atau membuncitnya perut, di samping gejala dan tanda yang menyerupai cishosis.
Kanker hati dapat berasal dari set hati atau dari saluran empedu atau campuran keduanya. Namun tersering berasal dari set hati (hepatoma), 80 - 90%.
Dengan foto scan tampaK adanya proses keganasan dalam hati. Biopsi sendiri dapat saja menafsir negatif palsu, jika pengambilan jaringan tidak tepat pada lokasi keganasannya.
Pada orang muda, jika prosesnya belum luas, dapat dilakukan pembuangan bagian hati yang berkanker. Tapi jika sudah meluas, perlu transplantasi hati. Dan hampir tanpa harapan jika keganasan sudah beranak sebar. Perjalanan penyakit demikian cepat. Dalam 6 bulan ia merenggut kita. Kanker hati sekunder berasal dari organ lain atau cirhosis. Di Amerika kanker hati sekunder 20 kali lebih banyak daripada yang primer. Organ hati itu sangat rentan terhadap anak sebar kanker dari organ lain, karena ukurannya yang besar, jumlah darah yang melaluinya cukup besar pula dan adanya penyerapan dari dua pembuluh darah besar di sana.
Kita tahu, penyebab penyakit kuning terbanyak itu virus hepatitis A, B dan non A non B. Virus B lebih sering menjadikan penyakit kuning berlanjut menjadi menahun. Yang menahun ini dapat jinak, dapat pula ganas atau beralih menjadi cirhosis atau malah kanker hati. Konon lebih kurang 80% kanker hati sekunder bermula dari virus hepatitis B ini. Lebih dari 30 kasus baru kanker hati sekunder setiap tahun per 100.000 penduduk di Asia Afrika atau kira-kira terjadi 250.000 kasus baru, kanker hati sekunder setiap tahunnya di negara-negara Asia - Afrika.

Hepatitis Virus B Pada Kehamilan

Harian SUARA KARYA, 21 September 1989

Hepatitis adalah suatu radang pada hati (hepar), di mana penyebabnya dapat karena zat-zat racun, obat-obatan, bakteri, maupun virus. Dari beberapa penyebab di atas, hepatitis karena virus (terutama virus B) yang menonjol akhir-akhir ini. Hepatitis virus terutama Hepatitis virus B memerlukan perhatian lebih karena selain menular, perjalanan penyakitnya dapat menjadi menahun (khronis) dan hepatitis virus B dapat berkembang menjadi Cirrhosis maupun Carcinoma hepatocellulair. Selain itu dapat menjadi pengidap (carrier), terutama hepatitis virus B penderita ini menjadi sumber penularan yang tidak disangka dan bila pada wanita hamil maka bayi yang dilahirkan dapat tertular. Juga dapat berkembang menjadi hepatitis fulminan yang sangat ditakuti karena menyebabkan kematian yang tinggi. Menurut WHO (1983) dilaporkan untuk hepatitis B tahun 1983 di seluruh dunia tercatat 170 juta pengidap virus Hepatitis B.
Hepatitis virus pada kehamilan Trimester I dan II mempunyai tanda dan gejala yang sama dengan hepatitis virus pada wanita tidak hamil. Tetapi pada hamil Trimester III hepatitis menjadi lebih berat dan kejadian hepatitis fulminan meningkat disertai kematian yang tinggi. Ini terjadi karena, kekurangan protein pada kehamilan Trimester III. Hepatitis pada kehamilan menaikkan kejadian persalinan kurang bulan dan kematian janin, serta menaikkan kematian ibu.
Komplikasi lain adalah terjadinya pendarahan pasca persalinan karena gangguan faktor penggumpalan darah. Hepatitis virus dapat ditularkan pada janin segera setelah lahir dan dalam kandungan walaupun kejadiannya kecil. Hal ini dapat menyebabkan pengidap pada bayi yang dilahirkan dan dapat berkembang menjadi Hepatitis khronik, Carcinoma hepar maupun Cirrhosis.

Penularan Penyakit Hepatitis Virus B
Dahulu infeksi virus Hepatitis B diduga hanya dapat ditularkan dengan pemindahan serum yang infeksius lewat kulit/suntikan. Oleh karena itu penyakit ini disebut Hepatitis serum. Ternyata sekarang terbukti bahwa infeksi virus Hepatitis B dapat ditularkan lewat kulit maupun bukan lewat kulit.
I. Penularan Lewat Kulit
Yang perlu ditekankan di sini virus Hepatitis B tidak dapat menembus kulit yang utuh, sedangkan infeksi dapat terjadi bila:
a. Kulit tertembus oleh tusukan jarum atau alat-alat lain yang tercemar bahan infeksius.
b. Kontak antara bahan yang infeksius dengan kulit yang mengalami kerusakan.
Cara penularan lewat tusukan yang jelas adalah meliputi suntikan, transfusi darah, operasi, tusuk jarum, pembuatan tatoo, hemodialisis, dan meliputi gigitan serangga pengisap darah.
Cara penularan tanpa tusukan kulit yang jelas adalah melalui lesi atau kelainan kulit yang dapat berbentuk goresan atau abrasi atau keradangan pada kulit. Yang kemudian mengalami kontak dengan bahan infeksius.
II. Penularan Melalui Mukosa (Selaput Lendir)
Menurut Francis DP dkk (1981) bahwa mukosa yang dapat menjadi tempat masuknya kuman/virus adalah mukosa mulut, mata, hidung, saluran makanan bagian bawah dan alat kelamin. Salah satu cara penularan melalui mukosa yang sering terjadi adalah melalui hubungan kelamin.
III. Penularan Pada Bayi
Cara penularan ini yaitu penularan virus Hepatitis B dari ibu hamil kepada anak yang dikandungnya yang terjadi sebelum persalinan, pada saat persalinan atau segera setelah persalinan. Cara penularan ini dapat terjadi pada ibu hamil dengan infeksi Hepatitis B akut, terutama pada trimester terakhir, tetapi dapat pula terjadi pada ibu hamil pengidap HBsAg.
Adapun mekanisme penularan pada bayi ada beberapa macam:
a. Penularan melewati tali pusat/plasenta.
b. Penularan dengan cara kontaminasi darah ibu selama persalinan.
c. Penularan dengan cara fecal oral selama nifas atau awal pasca persalinan.
d. Penularan melalui air susu ibu.

Keadaan Hati Pada Kehamilan
Pada kehamilan sehat, hati tidak mengalami perubahan secara anatomis. Tetapi terjadi perubahan faal dari hati. Perubahan faal tersebut antara lain pada fungsi ekskresi sehingga terjadi cholestasis ringan dan penurunan sintesa protein. Selain itu juga terjadi perubahan mikroskopis pada hati meskipun tidaklah khas.
Pada Hepatitis virus B fakta-fakta yang ada memberi kesan bahwa kelainan hati oleh karena reaksi imunologis dari tubuh penderita terhadap sel-sel hati yang terinfeksi virus Hepatitis B. Puncak reaksi imunologis dengan terjadinya kematian (nekrosis) sel-sel hati, bila reaksi imunologis tersebut tidak ada justru akan terjadi pengidap sehat yang mempunyai kemampuan menularkan kepada orang lain.
Pada kehamilan perjalanan penyakit infeksi Hepatitis virus tidak berbeda dengan wanita tidak hamil. Juga semua jenis virus Hepatitis dapat menginfeksi wanita hamil, tetapi dikatakan pada kehamilan infeksi virus Hepatitis B lebih sering. Hepatitis virus akut yang terjadi pada trimester pertama dan kedua tanda dan gejala tidak berbeda dengan Hepatitis virus pada wanita tidak hamil. Tetapi infeksi pada trimester III memberikan tanda dan gejala yang lebih berat bahkan sering menyebabkan Hepatitis fulminan dengan kematian yang tinggi. Beratnya hepatitis virus pada trimester ketiga banyak yang mengatakan disebabkan karena malnutrisi khususnya defisiensi protein.

Pencegahan
Untuk pencegahan Hepatitis virus dikenal beberapa macam cara yaitu mencegah kontak dan imunisasi. Mencegah atau mengurangi penularan virus Hepatitis antara lain dengan cara:
a. Memperbaiki higiene dan sanitasi.
b. Penyaringan donor darah.
c. Sterilisasi alat-alat kedokteran yang kena virus Hepatitis.
d. Mencegah kontak intim dengan penderita atau pengidap.
e. Mencegah kontak dengan barang-barang yang infeksius.
Imunisasi yang terkenal saat ini adalah imunisasi aktif dengan menggunakan vaksin. Vaksin yang telah dipakai secara luas dan aman adalah vaksin untuk Hepatitis virus B sedangkan untuk Hepatitis virus yang lain belum ditemukan vaksinnya. Imunisasi aktif ini dimaksudkan untuk pencegahan bila masuknya virus dalam tubuh belum terjadi ("pre exposure"). Vaksin diberikan secara suntikan intramuskuler pada otot lengan atas (Deltoid) sebanyak tiga kali, dimana suntikan kedua diberikan satu bulan setelah suntikan pertama dan suntikan ketiga diberikan enam bulan setelah suntikan pertama.
Daya perlindungan dari vaksinasi timbul setelah terbentuk antibodi (anti-HBs). Antibodi ini mencapai kadar yang cukup tinggi setelah suntikan ketiga. Kadar akan menurun pada tahun berikutnya tetapi tidak menghilang dan akan naik lagi bila ada infeksi secara alamiah. Imunisasi ulangan diberikan sesudah lima tahun dan bila memang diperlukan.
Hepatitis virus pada kehamilan mempunyai kecenderungan menjadi lebih berat daripada penderita lain sehingga perlu perawatan di rumah sakit.
Menyusui bayi (pemberian air susu ibu) sebaiknya dihindari karena dapat terjadi penularan pada bayi yang disusui.
Hepatitis virus pada kehamilan tidak merupakan indikasi untuk terminasi kehamilan. Akan tetapi bila terjadi kegagalan hati berat (adanya ascites, perdarahan atau coma hepaticum) maka dianjurkan untuk terminasi kehamilan.
(Drs.Med Boedi Siswantoro)

Cokelat dapat Membuat Kecanduan

Mingguan MIMBAR KARYA, Minggu IV September 1996

Di Laboratorium di seluruh Amerika Serikat para ilmuwan mencoba-coba berbagai macam ramuan mencari campuran bahan-bahan istimewa cokelat (chocolate bar) tanpa lemak (fat) untuk memuaskan pencinta cokelat tetapi takut gemuk.
Para peneliti itu, dipacu oleh perkembangan konsumen yang menyadan risiko terlalu banyak memakan makanan berlemak, bekerja keras mengurangi kandungan lemak dalam permen cokelat dan mungkin juga membuat batang cokelat tanpa lemak sama sekah.
Separuh wanita yang disurvai dalam buku Why Women Need Chocolate tahun 1995 berpendapat cokelat lebih penting dari pada seks. Sayangnya ketakutan menjadi gemuk karena memakan cokelat dengan kandungan lemak yang tinggi itu, mengabaikan kenikmatan dari mereka berpantang cokelat.

Rendah Lemak

Beberapa bulan yang lalu pencinta cokelat yang takut terlalu banyak lemak mendapatkan kesempatan menikmati lagi cokelat jenis baru dengan kandungan lemak rendah dan pembuatnya menikmati keuntungan dari penjualan awal itu.
M&M/Mars, perusahaan pembuat cokelat terkenal, meraup hasil penjualan cokelat rendah lemak buatan mereka, Milky Way Lite, hingga 22 juta dollar AS. Pembuat cokelat lainnya Hershey Foods dan produk cokelat rendah lemaknya Sweet Escape menghasilkan 17 juta dollar AS. Demikian diungkapkan oleh Information Resources Inc, perusahaan survai pasar di Chicago.
Pembuat cokelat, khawatir diasingkan orang Amerika yang menurut perkiraan Asosiasi Pabrik cokelat membelanjakan uang 11 milyar dollar tahun lalu dengan rata-rata satu orang memakan lima kilogram cokelat, takut tidak berhasil dengan formula cokelat istimewa itu. Rupanya produk cokelat rendah lemak berhasil menarik kembali sebagian penggemar yang sudah lama berpantang cokelat.
Wanita berumur belasan tahun sampai 40-an tahun yang meninggalkan cokelat karena lemak dan kalori tinggi adalah pembeli utama Milky Way Lite, menurut Marlene Machut, manajer urusan luar negeri M dan M / Mars begitu baiknya penjualan produk baru itu hingga melipatgandakan proyek penjualannya tahun ini. Sedangkan menurut Herhey Foods produk cokelat rendah lemaknya menolong mereka mencapai penjualan tinggi kwartal kedua tahun 1996 ini.
Keberhasilan itu Schneider, penerbit dan redaksi majalah Chocolation magazine yang menilai orang Amerika memakan banyak makanan tanpa lemak di dunia dan mereka juga memiliki pinggang yang lebar.
Usaha menciptakan cokelat enak rasanya tanpa lemak masih jauh itu, "Kami sendiri mencoba mencari coklat bebas lemak," kata Machut. "Sangat sangat sulit sekali dicapai," kata Machut.
Mengapa pengetahuan kimia modern saat ini tidak memberikan lebih banyak kemajuan? Padahal pembuat es krim dan kue membuat langkah jauh setahun atau dua tahun terakhir ini dalam pengembangan produk lezat mereka tanpa lemak.

Caranya

Teoritis kemungkinan menciptakan coklat batangan tanpa lemak, menurut para ahlinya, terutama dengan mengurangi atau mencari alternatif pengganti lemak cokelat (cocoa Butter) yang berfungsi sebagai pengikat bahan campuran cokelat, termasuk bubuk cokelat dan gula.
Salah satu cara ialah dengan mengurangi ruang antar butiran bahan coklat itu, bagaikan bola basket dimuat dalam satu ruangan kata Gregory Ziegler, guru besar ilmu pangan dari Penn state University yang meneliti cara itu. Jika bola-bola basket itu bisa dikurangi ukurannya sampai sebesar bola tenis atau bola golf maka bahan bubuk itu membutuhkan lemak lebih sedikit untuk mengikatnya.
Untuk membuat coklat tanpa lemak sama sekali, maka para ahli kimia itu harus mengganti cocoa butter dengan pengikat tanpa lemak. Es krim lebih berhasil menggunakan bahan bebas lemak karena air yang membeku bisa menirukan rasa yang diberikan cokelat itu mencair di dalam mulut "Esensi rasa enaknya cokelat ketika mulut merasakannya dan rasa itu muncul dari lemak cokelat," kata Kathy Kempke, analis pasar dari Grace Cocoa Chocolate Americas, Milwaukee.
Kalaupun para ahli klmia itu berhasil mendapatkan pengganti Cocoa butter bebas lemak, sejumlah ahli meragukan bisa berhasil memuaskan penggemar cokelat, karena tubuh mereka yang sudah terkondisi sejak masih kecil bagaimana sensasinya cokelat tetap mengharapkan cokelat penuh lemak yang menyediakan kalori pada tubuh, yang pada dasarnya hanya dalam waktu singkat itu. "Otak membuat kita menyukai cokelat karena lemaknya," kata Dr. Linda Battoshuk, ahti organoleptik dari Yale University School of Medicine, "jika lemaknya mengetahuinva," kata Barroshuk menjelaskan.

Kecanduan

Mungkin usaha para ilmuwan itu mencari pengganti lemak cokelat dengan masih tetap memuaskan penggemar cokelat bisa gagal jika mereka memperhitungkan hasil penelitian Prof Daniele Piomelliti dan rekan-rekannya dari Neorosciences Insitute di San Diego yang menyimpulkan coklat membuat yang memakannnya menjadi kecanduan.
Piomelli dan rekan -rekannya melaporkan temuan mereka dalam jurnal sains Nature akhir Agustus 1996. Mereka menemukan bahan kimia lainnya dalam cokelat yang bersifat ketagihan. Kerja bahan kimia itu seperti efek cannabis atau hemp atau meriyuna pada otak.
Mereka mencari adanya sejenis molekul golongan anandamide karena anandamide adalah lipida otak atau lemak Cokelat asli meneandung lemak tinggi. Menurut mereka anandamide bertindak bagaikan neurotranmitter, bahan kimia yang membawa sinyal antara sel otak.
Dalam cokelat hitam mereka menemukan tiga versi anandemide yang masuk dalam golongan N-acylethanomines. Mereka memperkirakan tiga bahan itu bisa meniru efek psikoaktif cannabis pada otak, secara langsung dengan mengaktifkan reseptor dalam sel otak yang bereaksi pada cannabis atau secara tidak langsung meningkat jumlah anandemide.
"Obat-obatan cannoboid diketahui mempertinggi sensitivitas dan menimbulkan perasaan senang. Efek yang mungkin timbul dari meningkatnya jumlah anandamide bisa menjelaskan mengapa menimbulkan kecanduan,'" demikian tulis mereka.
Sebelum itu penelitian menjelaskan daya pikat coklat terpusat pada phenylethylamine. Ampehtamine sejenis bahan kimia atau obat yang mirip dengan andrenalin yang meningkatkan tekanan darah, dan membuat yang memakannya lebih segar atau kadang merasa senang. Sejumlah penelitian juga membuktikan amphetamine diproduksi ketika seseorang jatuh cinta.
Mencari formula cokelat tanpa lemak yang bisa memuaskan pecandunya semakin sulit, karena cokelat batangan selain mengandung N-acylethanolamines juga mengandung kafien yang dikenal dengan nama theobromine. selain itu, cocoa butter mencair pada suhu badan artinya cokelat murni asli mencair di mulut dan memberikan sensasi yang sangat nikmat.
Mungkin satu waktu cokelat juga akan dilarang karena menjadi makanan yang membuat kecanduan dan termasuk makanan tidak sehat karena menggemukkan.
(KPS).

ASI Memang Terbaik untuk Bayi

Harian PELITA, 27 Januari 1991

MENINGKATNYA partisipasi wanita yang bekerja menyebabkan banyak wanita yang tidak memberikan Air susu Ibu (ASI) kepada anaknya. Kondisi ini — terjadi sejak sekitar satu generasi terakhir — merupakan salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola pemberian ASI di seluruh dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang, termasuk di Indonesia.
Memang ada berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan pemberian ASI kepada si bayi. Di antaranya adalah faktor sosial budaya pada ibu, keluarga dan masyarakat - pandangan ibu bahwa ASI-nya encer, frekuensi isapan kurang, ada bengkak dan rasa sakit saat menyusui - serta kemajuan teknologi industri susu formula yang diiringi dengan gerak pemasarannya secara profesional.
Walaupun demikian, dari berbagai basil penelitian menunjukkan, tidak ada makanan untuk bayi yang lebih baik dan sehat selain ASI. ASI mampu memenuhi kebutuhan bayi dalam membangun pertumbuhan tubuh serta otak yang akan menentukan perkembangannya kelak.

Mengapa ASI?
ASI memiliki komposisi perbandingan kandungan protein, karbohidrat, lemak, zat gula, vitamin, sodium, mineral serta zat besi yang sangat proporsional untuk bayi yang ideal. Disamping itu ASI juga mengandung zat penangkal penyakit, seperti lysozyme, imunoglobin yang tidak dapat ditemukan pada produk susu formula merek apa pun.
Dari sebuah seminar tentang ASI yang diselenggarakan di Jakarta belum lama ini terungkap, agar ibu dan anak mencapai kesehatan yang optimal, semua wanita harus mampu melaksanakan exclusive breastfeeding-tidak ada minuman atau makanan lain diberikan kepada bayi selain ASI dan bayi harus diberi ASI sesuai keinginan dan sejak lahir sampai umur 4-6 bulan. Sesudah umur tersebut, anak-anak selain diberikan ASI juga diberikan makanan tambahan yang tepat dan mencukupi sampai umur2 (dua) tahun atau lebih.

Manfaat ASI
Mengapa ASI sangat dianjurkan untuk bayi? Hal ini karena banyak faktor yang menyebabkannya. Dari penelitian telah terbukti bahwa ASI banyak mengandung berbagai macam zat yang baik untuk pertumbuhan si anak. Kandungan zat ini memang bervariasi, tergantung pada stadiumnya.
Ada tiga stadium ASI yaitu:
a) Kolustrum ASI; kolustrum merupakan sekresi kelenjar payudara yang merupakan cairan kental berwarna kuning, mengandung protein, vitamin A dan vitamin E, sodium, potasium dan chlorid yang agak tinggi. Kolustrum ini terjadi pada minggu pertama setelah persalinan.
b) ASI transisi; yaitu ASI yang terdapat di antara hari ke 7-10 selama dua minggu. Pada masa ini ASI berangsur berubah menjadi ASI yang matur. Kadar imunoglobin dan protein menurun, sedangkan kadar laktosa, lemak dan kalori meningkat.
c) ASI yang matur; pada saat ini komposisi biokimia ASI terdiri dari air (merupakan kandungan yang terbanyak), protein, lemak, karbohidrat dan mineral.
Pemberian ASI juga akan sangat berpengaruh pada perkembangan emosi dan sosial si anak, serta hubungan kasih sayang ibu dan anak. seorang bayi secara naluriah memiliki respon menangis, tertawa, memeluk, atau mengisap, yang semuanya membutuhkan kehadiran ibu.
ASI juga dapat menjadi penyelamat kehidupan ibu (life saving), karena pada saat si bayi lahir dan terjadi kontraksi rahim ibu, hanya sedikit saja terjadi pendarahan. ASI juga menurunkan resiko terjadinya kanker payudara dan kanker indung telur. Dengan memperpanjang waktu kembalinya menstruasi, ASI memberi kesempatan ibu membangun kembali zat besi dalam tubuhnya dan menghindari anemia (kekurangan darah).
Dengan pemberian ASI, maka terjadi hubungan ibu dan bayi (mother infant bonding) yang mesra, mengurangi sakit gigi "caries" anak, mengurangi kesalahan letak gigi (maloklusi) anak dan perlindungan terhadap kedinginan (hipotermi) serta alergi bayi. Jika ibu menyusui bayinya sampai dua tahun, perlindungan yang diperolehnya untuk tidak hamil hampir sama dengan usaha menggunakan "sistem kalender/ritme ataupun coitus interruptus/azal.

Mulai dari Ibu
Tingginya partisipasi angkatan kerja wanita memang sangat menggembirakan. Tetapi di sisi lain dengan suksesnya Program Keluarga Berencana yang menciptakan "Keluarga Kecil dan Sejahtera" maka diharapkan mereka memiliki dua anak yang berkualitas. Oleh karena itu perlu diupayakan secara sunggah-sungguh bagi pekerja wanita agar bayi mereka memperoleh haknya dalam pemberian ASI.
Memang banyak faktor yang menghambat pemberian ASI bagi wanita yang bekerja. Selain faktor waktu juga faktor seperti agama, adat, kondisi bayi atau ibu serta berbagai promosi iklan susu.
Sebenarnya tidak ada alasan seorang ibu untuk tidak memberikan ASI-nya. Karena itu faktor utama diberikan atau tidak ASI pada sang anak; tergantung pada keinginan sang ibu sendiri. Kalau sang ibu memang hendak memberikan ASI, sebaiknya sesaat setelah bayi lahir, si bayi sudah harus disusui. Karena langkah cepat ini akan memberikan rangsangan atau bahkan memperlancar proses keluarnya ASI.
Bayi yang baru lahir jangan diberikan cairan yang rasanya manis seperti madu atau air gula. Karena hal ini akan membiasakan si bayi menerima makanan atau minuman yang manis dan akan mengurangi nafsu bayi minum ASI. (nuk/dki)

Amandel Tak Selalu Harus Dioperasi

Mingguan MIMBAR KARYA, Minggu II Nopember 1990

HAMPIR semua pasien yang dibilang punya amandel langsung resah, karena di benak mereka terbayang tindakan pembedahan. "Apakah harus dioperasi, Dokter? Ungkapan yang lazim muncul, begitu seorang ibu mendengar bahwa anaknya dinyatakan amandel. Sebagian dari mereka mungkin menjalani pengangkatan kelenjar tonsil yang membengkak, walaupun sesungguhnya mungkin belum diperlukan sepagi itu.
Pada prinsipnya kelenjar tonsil yang meradang dan kemudian menjadi bengkak, sedapat mungkin tetap dipertahankan, karena kedua penjaga gerbang rongga mulut kita itu sesungguhnya pasukan pengawal mulut kita. Tanpa dia kita sering dan mudah sekali terserang infeksi tenggorokan maupun kerongkongan. Memang masih ada seperangkat kelenjar-kelanjar yang tugasnya sama, tapi kelenjar tonsil lebih terandalkan.

Tonsilitis kronis
Kelenjar tonsil yang duduk di kedua sisi rongga mulut, sewaktu-waktu bisa terserang kuman. Serangan kuman ganas yang bertubi-tubi dapat menjadikannya kalah perang, dan akhirnya kelenjar yang tak seluruhnya kelihatan dari luar itu, membengkak. Setiap kali infeksi menyerang ulang, kelenjar semakin bertambah besarnya.
Kita mengenal empat tingkat pembesaran kelenjar tonsil, pada tingkat empat itulah dipertimbangkan pengangkatan amandel. Selama masih tingkat satu sampai dengan tiga, dan kelenjar tonsil masih berfungsi, operasi amandel ditunda.
Yang harus dilakukan justru bagaimana agar infeksi kelenjar tonsil tidak muncul berulang-ulang. Caranya dengan memperbaiki kondisi tubuh, memelihara kebersihan rongga mulut, dan langsung mengobati jika mulai terasa tidak enak di tenggorokan, tanda kelenjar tonsil mulai meradang. Membiarkan mulut kurang bersih, dan infeksi berkepanjangan, akan mempercepat pembesaran amandel, sehingga kemungkinan untuk dibuang lebih dini.

Gejala infeksi tonsil
Kalau bangun tidur pagi terasa tak enak di tenggorokan, mungkin rasa nyeri tertusuk atau nyeri sewaktu menelan ludah sekalipun. Ada rasa panas, dan disusul dengan batuk. Keadaan ini biasanya didahului oleh demam ringan sampai berat, dan jika ukuran amandel sudah benar-benar sebesar buah amandel, sehingga nyaris menutupi saluran mulut, pernapasan terganggu, pasien tidurnya mengorok, selain batuk yang dahaknya hijau-kuning.
Jika kita bisa lebih dini mengenali gejalanya, mungkin infeksi tidak sampai terjadi, atau sekurang-kurangnya membatasi tidak kelewat parah, sehingga pengobatan jauh lebih sederhana.
Infeksi yang parah memerlukan obat antibiotika yang harus dihabiskan, pertama agar infeksinya sembuh tuntas, dan kedua agar kuman penyebabnya tidak menjadi kebal akibat antibiotika diminum tidak habis. Kebalnya kuman, atau infeksi yang belum sembuh tuntas akan merugikan pasien sendiri, karena infeksi mudah berulang, dan pilihan antibiotika tidak lagi dari jenis yang sama. Celakanya, jika kuman penyebabnya berubah tabiat, sehingga memerlukan generasi antibiotika yang baru. Kebiasaan berkumur sehabis sikat gigi sebelum tidur malam, bagi penderita amandel, lebih membantu tidak mudahnya terjadi kekambuhan. Mengurangi jenis makanan yang merangsang dan memperlemah keadaan amandel, membantu tidak rentannya amandel terhadap serangan infeksi berikut.

Kapan dibuang
Amandel dibuang kalau mengganggu dan sudah tak berguna lagi. Penilaian ini dilakukan oleh dokter, jika pasien mengeluh hampir setiap bulan demam karena amandel terinfeksi, atau ukuran amandel nyaris menyumbat saluran mulut, sehingga pernapasan terhambat. Atau pasien juga mengeluh pengobatan antibiotika sudah tidak mempan lagi.
Bisa juga dokter melihat keadaan amandelnya sudah compang-camping, sering dibungkus nanah dan tubuhnya sudah kerut-merut, tanda fungsinya sudah minimal, sehingga percuma jika dibiarkan nongkrong di situ. Daripada menyempit-nyempitkan ruangan mulut, dan kerap membuat si empunya rumah terganggu oleh infeksi berulang, dengan amat sedih dan terpaksa amandel disingkirkan.
Amandel derajat empat, atau derajat yang lebih ringan dari itu, namun keadaannya sudah renta, merupakan indikasi untuk dipotong, karena membiarkannya malah akan menambah penderitaan pasien.

Tak mempan
Tidak sedikit pasien yang walaupun sudah waktunya amadelnya dibedah, tapi masih minta pilihan lain sekiranya masih bisa tanpa dioperasi. Namun, pilihan itu memang tidak ada, dan satu-satunya yang bisa dilakukan adalah operasi.
Obat antibiotika hanya menolong meredakan proses infeksi, sementara kelenjar tonsil yang sudah membengkak tak mungkin dikempiskannya. Semakin berulang infeksi yang menyerangnya, semakin bertambah besar ukuran pembengkakannya, yang tak menjadi kempis oleh obat atau dengan sendirinya.

Kehilangan
Dalam rongga mulut dan tenggorokan, kita punya beberapa batalyon pasukan penumpas, setiap serangan bibit penyakit, sehingga kita tidak selalu jatuh sakit infeksi tenggorokan sekalipun berdekatan dengan penderita penyakit itu, atau musim sedang buruk. Namun jika kelenjar tonsil sudah dibuang, berarti kita kehilangan satu batalyon penjaga gerbang mulut kita.
Keadaan ini tentu lebih buruk dibanding yang kelenjar tonsilnya masih utuh. Menjadi tugas perangkat kelenjar lainnya, batalyon terakhir, yang menjaga mulut dan tenggorokan, dan kemungkinan kelenjar adenoid, tetangga tonsil, mengalami nasib yang sama, semakin besar pada usia kanak-kanak, ketika kelenjar tersebut masih besar peranannya.
Tidak semua orang dalam hidupnya mengalami pembesaran kelenjar tonsil, apalagi sampai amandelnya dibuang. Tidak jelas mengapa ada yang rentan tonsilnya terinfeksi dan membengkak, dan mengapa pula ada yang tidak, namun yang pasti, kita tetap masih mungkin mencegahnya sejak anak sekecil mungkin. (Dr.Handrawan Nadesul).

Rabu, 01 Juli 2009

Kecelakaan yang terjadi di rumah belum serius mendapatkan perhatian

Oleh:
Dr Rudolf LS Pattiata
Kapuslitbang Yankes RI
SURYA, Selasa 15 September 1992 HALAMAN 11

PIHAK berwenang memperkirakan bahwa dari semua jenis kecelakaan, kecelakaan rumah merupakan jenis kecelakaan yang paling sering terjadi. Pada suatu seminar di tahun 1987, Departemen Kesehatan RI menyebut frekuensi antara 18,45 % (desa) dan 13,25 % (kota).
Bila diterapkan untuk seluruh penduduk Indonesia maka niscaya ratusan ribu, bahkan mungkin jutaan warga tiap tahunnya mendapat kecelakaan. Statistik Amerika Serikat mencatat empat hingga lima juta orang mengalami kecelakaan di rumah tiap tahun, dengan 25.000 hingga 30.000 kematian.
Pakar di Eropa menemukan bahwa frekuensi kecelakaan rumah tiga kali lebih besar dibanding kecelakaan lalu-lintas. Walaupun angka-angka itu terlihat sangat mengesankan namun realita menunjukkan bahwa tidak ada satu pihak pun mengetahui masalah secara rinci. Hal ini sangat merisaukan sebab bagaimana bisa ditanggulangi apabila masalahnya saja masih kabur?!
Memang benar masalah kecelakaan rumah masih sukar ditelusuri. Setidak-tidaknya ada dua persoalan besar yang dapat dikenal di sini, yaitu: persoalan kejadiannya (accident) dan persoalan akibatnya (injury).
Dua persoalan besar ini masing-masing dapat di analisis terpisah, namun pada akhirnya hasil analisa itu harus digabung kembali. Hanya dengan jalan ini akan dapat didekati masalah kecelakaan rumah yang demikian pelik itu.
Pada artikel lain akan kita kupas hubungan dan kaitan antara kejadian dan akibatnya (accident and injury) yang sangat penting untuk penanggulangan kecelakaan di rumah.
Mengapa sulit membuka tabir kecelakaan di rumah?
1. Kecelakaan rumah adalah kejadian intern keluarga. Biasanya anggota keluarga tidak terdorong untuk melihat kejadian itu dalam skala luas. Kalau kecelakaan itu ringan saja, untuk apa diperbincangkan? Semua orang toh pasti mengalaminya. Apabila luka yang terjadi itu ringan, maka ini dianggap wajar saja. Jadi kecelakaan yang ringan malahan bukan dianggap masalah.
2. Bagaimana dengan kecelakaan yang berat, atau pada kecelakaan yang menimbulkan maut? Di sini berlaku kaidah lain. Korban cepat diberi pertolongan, atau di bawa ke fasilitas medis. Dengan demikian masalah menyita seluruh perhatian, penyebab kejadian tidak dihiraukan. Pada kecelakaan fatal, orang bahkan akan lebih terdorong untuk tidak menyebar luaskan "masalah intern ini" ke dunia luar.
3. Spektrum kecelakaan rumah sangat kompleks, luas dan erat berkait dengan segi kehidupan keluarga serumah (bahkan terpaut pula dengan lingkungan RT/RW). Dengan demikian analisis susah memisahkan antara masalah utama dan masalah lain, antara faktor sebab dan faktor akibat, dan antara hal yang mempersulit dan hal yang memudahkan terjadinya kecelakaan. Kerumitan ini akan pula dibicarakan dalam artikel lain.
4. Kecelakaan rumah belum menjadi topik yang menarik bagi media massa. Kalau pun ada kasus kecelakan yang masuk koran, yang ditonjolkan biasanya aspek"beiitanya"(sensasi, dramatik, dsb). Kecelakaan rumah sebagai salah satu rubrik tetap masih belum ada, baik di dalam koran maupun dalam majalah atau mingguan. Ini berbeda sekali dengan kecelakaan lalu-lintas.
5. Dunia ilmiah (fakultas) dan lembaga pemerintah rasanya juga belum menganggap kecelakaan rumah sebagai sesuatu yang perlu disorot oleh para ahli. Namun bagian Public Health FKUI pada tahun 1955-1960 dan Depkes RI pada tahun 1987 sudah memulai beberapa survey dan kegiatan pengumpulan data mengenai masalah ini. Juga di luar negeri (WHO) masalah ini baru belakangan saja mulai diperbincangkan. Di dalam katalog terbitan WHO (1949-1975) hanya ada satu monograf yang khusus membicarakan kecelakaan di rumah (domestic accidents).
Demikian beberapa kendala yang menyebabkan bahwa masalah kecelakan rumah masih merupakan sesuatu yang tersamar. PMI merasa bahwa justru dalam menyongsong era tinggal landas masalah ini perlu lebih dikenal. Pembangunan Nasional diharapkan menghasilkan manusia Indonesia yang sehat seutuhnya. Kecelakaan di rumah adalah sesuatu yang rawan, apabila belum diketahui dengan pasti dampak negatifnya terhadap pembangunan keluarga dan pembangunan masyarakat. Oleh sebab itu tabir tersebut perlu disingkirkan. Artikel-artikel yang akan datang, akan berupaya menyingkap keadaan sebenarnya dari masalah kecelakaan di rumah. Semua itu tentu dengan tujuan mencegah kejadian itu atau mengurangi dampak negatifnya.

Herpes genitalis, penyakit menular karena virus 'cinta'

Harian SURYA, 21 September 1992

HERPES genitalis merupakan penyakit menular karena hubungan seksual yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini kumat-kumatan dengan manifestasi pada daerah kelamin dan sekitarnya.
Penyakit ini sebagian dari penyakit herpes simpleks yang dapat menyerang manusia dengan cara penularan lewat hubungan kelamin, melalui jalan pernafasan atau secara kontak langsung, bahkan dengan melalui alat-alat yang dipakai penderita seperti gelas, handuk ataupun sabun.
Menurut dr Achmad Ghozali Soeparlan, dari Lab/UPF Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr Soetomo Surabaya, ini terjadi karena penyakit ini disebabkan oleh dua tipe virus yaitu herpes-simpleks-virus (HSV) tipe 1 dan tipe 2.
HSV tipe 1 menyebabkan kelainan di daerah mulut (bibir) dan sekitarnya, karenanya disebut herpes labialis, atau menyerang daerah di dalam mulut seperti gusi, tonsil dan disebut gingivostotamatitis, sedang penularannya melalui saluran pernafasan (droplet infections) atau melalui kontak langsung dengan kulit yang menderita sakit (misalnya dengan berciuman) atau dengan alat-alat yang dipakai.
HSV tipe 2 menyebabkan kelainan di daerah alat kelamin dan sekitarnya, karenanya disebut herpes genitalis dan penularannya biasanya melalui hubungan kelamin atau pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita herpes genetalis secara langsung sewaktu ia melalui jalan lahir yang menderita penyakit tersebut.
Mayoritas orang mengalami infeksi primer oleh HSV tipe 1 pada masa anak-anak, sedang infeksi dengan HSV tipe 2 terjadi umumnya pada permulaan umur duapuluhan. Infeksi dengan HSV tipe 2 ini berhubungan pula dengan peningkatan aktivitas seksual karenanya disebut juga 'virus cinta'.
Mereka yang pertama kali kemasukan virus hanya sekitar l persen yang menunjukkan gejala klinik, jadi sekitar 99 persen tidak tampak sakit, namun mengandung virus herpes simpleks di dalam tubuhnya. Mereka dengan jumlah 99 persen ini berada dalam keadaan laten disebut carier dan mempunyai kemampuan untuk menularkan virusnya pada orang yang sehat. Hal ini dimungkinkan karena virus tersebut dapat keluar dari tubuh tuan rumahnya melalui cairan yang keluar dari mata, mulut, kulit dan alat kelamin.

Gejala klinik
Setelah herpes simpleks tipe 2 masuk ke dalam tubuh seorang yang sehat, segera berkembang baik di tempat masuknya, kemudian masuk ke dalam kelenjar getah bening regional, selanjutnya masuk ke dalam aliran darah (pada masa ini ada kemungkinan penderita merasa demam, nyeri otot-otot, dan mengeluh sakit kepala) dan kemudian menuju ke dalam kulit atau selaput lendir dan memperbanyak diri lagi. Gambaran kulit yang tampak berupa timbulnya gelembung-gelembung kecil (vesikule) yang bergerombol berisi cairan bening di atas kulit yang kemerahan. Vesikule ini kemudian pecah menimbulkan luka yang semula dangkal dan nyeri. Secara bertahap luka ini menyembuh sempurna dalam waktu lebih kurang 18 hari.
Pada orang dewasa wanita kelainannya berupa vulvovaginitis juga uretritis sehingga menimbulkan keluhan nyeri sewaktu buang air kecil. Pada orang dewasa pria terjadi kelainan pada batang penis, luka pada gland penis atau pada preputium (kulit penutup gland) bagi mereka yang tidak disunat, juga uretritis yang sangat nyeri. Selain itu dapat pula terjadi kelainan kulit sekitar genitalia.
Salah satu sifat yang khas bagi virus tersebut adalah kemampuannya untuk memasuki keadaan subklinik yang disebut juga dengan keadaan laten dan berlokasi pada sistem saraf dalam ganglia (simpul saraf) dan timbul kembali dalam keadaan tertentu.
Setelah penyembuhan ini sewaktu-waktu penyakit ini akan kambuh, namun gejalanya biasanya lebih ringan dari pada infeksi yang pertama. Sebelum timbul vesikule mungkin didahului keluhan rasa nyeri pada daerah yang akan timbul vesikulenya, rasa nyeri dari tulang punggung sampai ke bokong bahkan sampai ke lutut. Beberapa hari kemudian baru timbul vesikule. Timbulnya kekambuhan ini pada daerah yang sama dengan sewaktu timbul pertama kali. Faktor pencetus kekambuhan dapat berupa kelelahan Fisik, stres mental bahkan dapat juga hubungan seksual. (tmt)

Berbahaya menurunkan berat badan dengan sauna

Harian SURYA, 1 September 1992

KEGEMUKAN atau obesitas tidak lain adalah akibat penimbunan lemak yang berlebihan. Biangnya bisa dipastikan, karena konsumsi karbohidrat yang berlebihan, yang dalam proses selanjutnya akan berubah menjadi lemak.
Dalam batas normal, lemak ini digunakan sebagai cadangan energi. Kurangnya aktivitas fisik akan menyebabkan hormon pengurai lemak tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Faktor lain yang menyebabkan kegemukan adalah kelainan endokrin, namun demikian bisa juga karena faktor psikosomatik seperti stres, perasaan sedih yang mendalam.
Orang dikatakan gemuk, jika beratnya 20 persen di atas berat ideal atau lebih. Berat ideal adalah tinggi badan dikurangi 100 sedang sisanya dikurangi lagi sepuluh persennya.
Hanya saja harus diperhatikan, menurunkan berat badan tidak cukup hanya dengan diet. Olahraga ternyata juga memberikan pengaruh yang begitu besar. Bahkan cara ini merupakan cara paling efektif untuk menurunkan berat badan. Betapa tidak, dengan olahraga dalam waktu seminggu berat badan akan turun sekitar satu kilogram.
Sayangnya, orang sering beranggapan, olahraga akan menambah nafsu makan. Justru sebaliknya, orang yang tidak pernah olahraga atau berolahraga tidak sesuai ukuran, masukan makanannya jauh melebihi kebutuhan energinya.
Karenanya, dokter olahraga yang juga kolumnis di beberapa Surat kabar, dr Sadoso Sumosardjuno dalam seminar "Cara Sehat Menurunkan Berat Badan", yang diselenggarakan Majalah Intisari di Jakarta, Sabtu (29/8) menyarankan kombinasi keduanya.
Ia mengacu pada beberapa percobaan yang menunjukkan hasil cukup menggembirakan. Misal saja penelitian Oscai dan Holloszy terhadap kelompok atau grup yang melakukan diet dan grup yang melakukan latihan berenang (olahraga). Setelah 18 minggu penelitian, kelompok yang melakukan olahraga berhasil menurunkan lemak 78 persen, protein lima persen, mineral satu persen, air 16 persen. Sedangkan grup diet lemak 62 persen, protein 11 persen, mineral satu persen, air 26 persen.
Sebagai pembanding, grup yang tidak berolahraga dan makan bebas. Pada grup ini setelah 18 minggu percobaan terjadi penambahan berat: lemak 87 persen, air sepuluh persen.Yang jelas, kata Sadoso dengan olahraga protein tidak banyak hilang. "Hilangnya air terjadi pada yang memerlukan makanan, dan merasa lebih cepat berhasil dalam penurunan berat badan yang sebenarnya penurunan lemaknya kalah banyak dengan latihan olahraga," ujar Sadoso.

Berbahaya
Sadoso menyatakan, diet yang terlalu ketat berbahaya bagi kesehatan. Sebab, dengan diet ketatyanghilang bukan saja lemak, tapi juga air dan jaringan-jaringan lain yang diperlukan tubuh. Celakanya lagi, berat badan akan naik lagi setelah minum. Dan di tempat yang kehilangan jaringan tersebut akan terisi lemak.
"Tak ada cara yang cepat untuk menghilangkan lemak. Jangan menurunkan berat badan dengan masuk sauna, rollers atau cara- cara lain yang dapat menurunkan berat badan secara drastis," pesan Sadoso. Malahan Sadoso menilai, sauna merupakan cara penurunan berat badan yang berbahaya. Karena waktu berada dalam sauna temperatur badan kita naik, sehingga kita berkeringat, katanya. Tapi keringat tidak dapat menguap untuk menurunkan temperatur badan. Malahan dalam keadaan yang ekstrem hal ini dapat menyebabkan gangguan panas badan, misalnya stroke. "Karenanya sauna bukan tempat untuk menurunkan berat badan, tapi untuk menghilangkan capai secara cepat," katanya.
Menurut Sadoso, latihan senam (calisthenic) seperti sits-up, yang dianjurkan untuk mengurangi lemak perut kurang tepat. Sits-up hanya untuk mengencangkan atau menguatkan otot perut saja. Kegiatan ini kurang cocok untuk orang tua yang kesegaran jasmaninya kurang.
Dra Emma S Wirakusumah MSc, seorang ahli gizi yang turut berbicara dalam seminar itu mengatakan, keberhasilan program diet sangat tergantung pada disiplin penderita. Menurutnya, cara yang mudah tapi sulit dilakukan adalah mengatur pemasukan kalori ke dalam tubuh dengan cara membatasi atau membakar kelebihan kalori tubuh dengan meningkatkan aktivitas fisik ataupun mengkombinasikan keduanya.
Mengurangi masukan kalori, meningkatkan penggunaan energi atau kombinasi keduanya itulah yang termasuk cara ilmiah untuk menurunkan berat badan. Dari sudut pandang ilmu gizi, Emma mengatakan, pada prinsipnya diet dilakukan dengan membatasi makanan bersumber kalori: hidrat arang dan lemak, dengan tetap memperhatikan keseimbangan zat-zat gizi lain seperti protein, vitamin, mineral.
Orang yang gemuk mempunyai peluang lebih besar terhadap beberapa penyakit seperti darah tinggi, jantung koroner, diabetes mellitus (kencing manis). (rma)

Seminggu sekali 'jajan' risiko terkena AIDS menjadi 24 persen

Harian SURYA, 14 April 1993

POLA penyebaran penyakit AIDS di dunia ada beberapa macam. Pola yang pertama adalah pola penyebaran Amerika Serikat dan Eropa. Penyebarannya melalui homoseksual dan pemakaian obat. Pola lain yang berbeda adalah pola penyebaran Afrika di mana penyebarannya melalui hubungan heteroseksual.
"Pola penyebaran yang ada di Indnonesia, nampaknya akan sama dengan pola Afrika," demikian dr Siti Pariani MSc PhD, dalam seminar sehari "Penanggulangan AIDS' yang dilaksanakan Depkes bekerja sama dengan FK Unair dan RSUD Dr Soetomo Surabaya, Kamis (8/4) bertempat di aula FK Unair.
Ia menyatakan bahwa Indonesia harus belajar dari kasus yang terjadi di Thailand. Pada tahun 1985 belum mencatat adanya penderita AIDS, tetapi pada tahun 1993, catatan terakhir menunjukkan jumlah penderita AIDS menjadi 600.000 orang. Pendataan yang dilakukan menunjukkan bahwa satu dari tiga WTS yang ada di Thailand sudah terjangkit virus maut HIV.
Catatan di Thailand menunjukkan:
* Jika seseorang berhubungan seks (dengan WTS) sekali hingga tiga kali dalam setahun, maka risiko terkena HIV adalah sebesar empat persen.
* Hubungan seksual 4-6 kali pertahun, risiko HIV meningkat menjadi 10 persen, terkena risiko penyakit seks menular seperti sipilis. GO sebesar 17 persen.
* Jika dilakukan tiap minggu, risiko terkena HIV menjadi 24 persen, terkena penyakit seks menular 48 persen.

Kenali risiko tinggi
Cara pencegahan yang paling efektif untuk penyakit AIDS adalah dengan cara vaksinasi. Sayangnya, hingga kini dunia kedokteran belum menemukan vaksin yang diperlukan umat manusia ini.
Penularan utama AIDS adalah melalui cairan tubuh seperti transfusi darah maupun cairan tubuh lainnya. Tetapi cara yang paling potensial adalah melalui hubungan seksual.
Hubungan seksual baik homoseksual maupun heteroseksual merupakan cara penularan yang umum dewasa ini. Sebab cara penularan lainnya seperti melalui transfusi darah sudah diawasi sedemikian ketat.
Berikut ini adalah aktifitas seksual yang aman, mempunyai risiko rendah dan risiko tinggi.

Aktifitas seks aman:
^ Ciuman sosial (drY kissing)
^ Memijat, memeluk, memegang, mengelus tubuh.
^ Masturbasi sendiri atau bersamaan.
Aktifitas berisiko rendah:
^ Ciuman mulut dengan mulut (deep kissing, French kissing)
^ Senggama vaginal dengan kondom
^ Fellatio interuptus (tanpa ejakulasi dalam mulut)
^ Senggama anal dengan kondom
^ Cunnilingus (kontak oral vaginal).
Aktifitas seks berisiko tinggi:
^ Senggama vaginal tanpa kondom
^ Senggama anal tanpa kondom
^ Fellatio dengan ejakulasi dalam mulut
^ Cunnilingus waktu menstruasi.
^ Kontak oral anal
^ Manual anal seks (memasukkan tangan dalam rektum). (rr)

Penyakit Jantung Pada Wanita Hamil

Oleh : Prof. Dr. Ratna Suprapti Samil
Mingguan MIMBAR KARYA, Minggu II Mei 1993

Perubahan-perubahan pada sistem kardiovaskuler akan berlangsung pada kaum ibu yang sedang mengandung. Perubahan-perubahan itu sedikit banyak akan berpengaruh pada janin dalam kandungan, apalagi bila kebetulan sang ibu menderita penyakit jantung.
Jantung seorang ibu hamil akan bekerja lebih berat, karena oksigen yang sangat dibutuhkan janin, hanya dapat disuplai melalui darah sang ibu. Kondisi demikian inilah, yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan sistem kardiovaskuler, meskipun masih dalam batas-batas fisiologik. Pada masa kehamilan, kekerapan detak jantung memang agak meningkat, begitu pula denyut nadi, yang bisa mencapai 88 pulse per menit, terutama dalam usia kehamilan 34 - 36 minggu.
Volume plasma pada masa kehamilan, juga meningkat. Menurut Adams (1954), peningkatan volume plasma bermula pada sekitar akhir trimester, dan mencapai puncaknya pada sekitar minggu ke 32-34, yang kemudian menetap selama trimester terakhir kehamilan. Pada saat itu, volume plasma bertambah sebesar 22% dibandingkan pada saat sebelum mengandung. Peningkatan volume plasma masih berlangsung setelah 12 - 24 jam pasca-persalinan. Setelah proses itu terlewati, volume plasma akan menurun kembali pada nilai volume plasma seperti sebelum hamil. Proses penyesuaian volume plasma ini, berlangsung hingga dua minggu pascapersalinan. Semua ini merupakan perubahan alamiah, yang tidak akan berpengaruh pada jantung normal. Tetapi jantung yang sakit, tentunya bakal kewalahan.

Ibu Hamil Penderita Jantung
Masa kehamilan 32-34 minggu, merupakan saat-saat yang paling berbahaya bagi seorang ibu hamil penderita jantung. Itu karena hipervolemia mencapai puncaknya. Pada saat-saat seperti itu, kerja jantung menjadi sangat berat. Sehingga ada kemungkinan, jantung yang sakit itu tidak mampu lagi menunaikan tugasnya. Ini yang disebut dekompensasi kordis.
Perubahan volume darah yang terjadi pada penderita penyakit jantung, merupakan hasil dari proses adaptasi sebagai upaya kompensasi untuk mengatasi kelainan yang ada. Perubahan yang terjadi sangat dipengaruhi adanya kelainan, dan jangka waktu ter jadinya kelainan.
Penderita dengan gangguan kardiovaskuler mempunyai toleransi yang sangat buruk terhadap penurunan volume darah dan pada saat yang sama, juga tidak beradaptasi terhadap kelebihan volume sirkulasi. Volume darah yang terdapat dalam sirkulasi penderita berada dalam keseimbangan sesuai dengan kelainan yang ada.
Penyakit jantung memberi pengaruh tidak baik kepada kehamilan dan janin dalam kandungan. Apabila ibu menderita hipoksida dan sianosis, hasil konsepsi dapat menderita pula dan mati, yang kemudian disusul oleh abortus. Apabila konseptus dapat hidup terus, anak dapat lahir prematur atau lahir cukup bulan, akan tetapi dengan berat badan rendah (dismaturitas). Selain itu, janin dapat menderita hipoksia dan gawat janin dalam persalinan, sehingga neonatus lahir mati atau dengan nilai Apgar rendah.
Raharja, Rachimhadhi, Prihartono dan Samil menemukan komplikasi prematuritas dan BBLR pada penderita penyakit jantung dalam kehamilan lebih sering terjadi pada ibu dengan volume plasma pada usia kehamilan 32 minggu dan partus kala I yang lebih rendah. Hampir semua kelainan kardiovaskuler, baik yang bawaan maupun yang diperoleh, baik yang organik maupun yang fungsionil, dapat dijumpai pada wanita hamil, hanya frekuensi masing-masing tidak sama.
Frekuensi penyakit jantung dalam kehamilan kirakira 1-4%, yang tersering adalah penyakit jantung akibat demam rematik. Saryadi dan Samil (1983) di RSCM mendapatkan 31 dari 39 (79,48%) kasus penyakit jantung dalam kehamilan adalah dengan kelainan katup kronik, di mana 96,77% dengan kelainan katup mitral, dan 87,09% dengan kelainan dasar stenosis katup mitral.
Sebagian besar kasus berada dalam kelompok kurun reproduksi sehat, yaitu 20-29 tahun dengan paritas 0-1. Di sini tampak bahwa peran keluarga berencana cukup besar untuk dapat menurunkan kejadian penyakit jantung dalam kehamilan. Dalam tahun-tahun terakhir sering pula dijumpai kelainan jantung bawaan.
Dari anamnesis sering sudah diketahui, bahwa wanita itu penderita penyakit jantung, baik sejak masa sebelum ia hamil maupun dalam kehamilan-kehamilan yang terdahulu. Terutama penyakit demam rematik mendapat perhatian khusus dalam anamnesis, walaupun bekas penderita demam rematik tidak selalu menderita kelainan jantung.
Penyakit jantung yang berat tidak sulit untuk dikenal. Akan tetapi, karena penyakit jantung dalam keadaan kehamilan lebih sulit, maka jika ada kemungkinan adanya penyakit tersebut harus diminta pendapat seorang dokter yang lebih ahli.
Pengobatan dan penatalaksanaan penyakit jantung dalam kehamilan tergantung pada derajat fungsionalnya, dan ini harus ditentukan pada setiap kunjungan periksa hamil.
Sebaiknya, penderita penyakit jantung dirawat di rumah sakit sekurang-kurangnya 14 hari setelah melahirkan dengan istirahat dan mobilisasi tahap demi tahap serta menghindari infeksi. Sebelum pulang, sudah harus ditentukan prognosis untuk kehamilan yang akan datang.

Penyakit jantung rematik
Sebagian besar penyakit jantung pada kehamilan disebabkan oleh demam rematik. Diagnosis demam rematik pada kehamilan sering sulit, bila berpatokan pada kriteria Jones sebagai dasar untuk diagnosis demam rematik aktif pada kehamilan, maka jarang sekali didapat demam rematik aktif.
Manifestasi yang terbanyak dijumpai adalah poliartritis migran serta karditis. Perubahan kehamilan yang menyulitkan diagnosis demam rematik adalah: nyeri sendi pada wanita hamil mungkin oleh karena sikap tubuh yang memikul beban lebih besar sehubungan dengan kehamilannya serta meningkatnya laju endap darah dan jumlah lekosit.
Disamping itu poliartritis yang didahului oleh infeksi/tokokus sampai gejala karditis dialiggap sebagat artritis post/tokokus. Poliartritis ini tidak dianggap sebagai manifestasi dari demam rematik. Bila terjadi demam rematik pada kehamilan, maka prognosisnya akan buruk.

Kelainan Katup jantung
Kelainan katup jantung yang sering dijumpai pada kehamilan berturut-turut adalah mitral stenosis (MS), gabungan MS dengan mitral insufisiensi (MS-MI), mitral insufisiensi (MI), aorta stenosis (AS), aorta insufisiensi (AI), gabungan antara AS dan AI (AS-AI), penyakit katup pulmonal dan penyakit katup trikuspidal. Angka kejadian katup jantung di RSCM (1983) berkisar 69 % sampai 79 % dari penyakit jantung dalam kehamilan. Peneliti di luar negeri mendapatkan angka antara 85 %- 95 %; perbedaan ini kemungkinan besar disebabkan oleh perbedaan tingkat sarana diagnostik. Mengingat Indonesia merupakan negara sedang berkembang dengan tingkat sosioekonomi yang belum maju.
(Sartika).

Polusi dari bahan kimia tingkatkan kanker payudara

Harian SURYA, 16 Nopember 1992

KASUS kanker payudara di berbagai bagian dunia akhir-akhir ini menunjukkan perkembangan yang pesat. Jika pada tahun 1950-an penyakit ini diderita satu dari 20 orang, maka kini penderitanya meningkat menjadi satu dari sembilan orang.
Belum ada peneliti yang mengetahui penyebab yang pasti dari kanker payudara ini. Akan tetapi sekelompok peneliti dari Green-peace menyatakan bahwa kemungkinan polusi dari bahan-bahan kimia sintetis menjadi biang keladi dari terjadinya kanker payudara.
Kendati demikian mereka belum berbasil membuktikan hal tersebut secara teoritis, namun mereka yakin bahwa bahan kimia sintetis memegang peran penting. Pernyataan ini juga diperkuat oleh Samuel Epstein dari University of Illionis Medical Centre yang juga menulis laporan tentang masalah ini.
"Yang jelas, selama ini tidak ada kemajuan dalam usaha membendung membengkaknya jumlah penderita kanker," demikian Epstein mengritik lembaga pemerintahan. Ia menyebut selama ini kurangnya perhatian tentang masalah zat karsinogen.
Studi ini menurut Reuter juga memperoleh fakta-fakta antara lain :
^ Dalam sepuluh tahun terakhir jumlah penderita kanker meningkat seiring dengan memburuknya lingkungan hidup akibat pencemaran bahan kimia sintetik.
^ Negara-negara yang industrinya maju juga mempunyai penderita kanker payudara yang lebih banyak dibanding negara-negara yang nonindustri.
^ Wanita di Amerika Serikat yang tinggal dekat dengan industri menerima risiko enam kali lebih besar terkena kanker payudara dibanding wanita yang hidup di daerah pertanian.
^ Bangsa-bangsa yang mengkonsumsi lemak lebih banyak juga mempunyai penderita kanker lebih besar, hal ini dihubungkan dengan bahan kimia yang terdapat dalam hewan yang dikonsumsi.
^ Kecurigaan terbesar ada pada zat organochlorine yang dibuat dari chlorine, yang mulai diproduksi secara besar-besaran saat selesainya Perang Dunia II. (rr)

Pengaruh Makanan Terhadap Kesehatan

Mingguan MIMBAR KARYA, Minggu III Desember 1992

Kalau wanita menyukai makanan lezat, itu sangat manusiawi. Siapa sih yang tahan melihat kue tar black forest, ice cream, coklat, atau cumi-udang goreng saus tiram, dan kepiting rebus ala Nanking?
Nah, disadari atau tidak, ternyata makanan dapat mempegaruhi kesehatan. Bahkan makanan tertentu dapat menyebabkan malapetaka. Namun terkadang kelezatan makanan menyebabkan orang lupa akan bahaya yang timbul dikemudian hari. Sedia payung sebelum hujan, seyogyanya dianut orang-orang yang mengidap penyakit tertentu dan berpantang terhadap makanan tertentu.

Migrain, atau penyakit yang menyerang kepala, sehingga penderita tersiksa dengan rasa pusing yang teramat sangat. Menurut Alan M.Rapoport, MD, Direktur New England Center for Headache, Stamford, Amerika, migrain sering disebabkan oleh makanan tertentu. Reaksi dari zat kimia dari makanan tertentu menyebabkan pembuluh darah di kepala melebar dan menyempit, sehingga menimbulkan rasa sakit (pusing).
Ada empat zat kimia yang menyebabkan sakit kepala atau migrain, tyramine yang terdapat pada minuman anggur merah, keju tua, hati (jeroan), kacang-kacangan, pisang, yogurt dan roti yang baru dipanggang.
Penylethylamine, terdapat pada coklat. Nitrates, terdapat pada produk daging yang diawetkan. Monosodium glutamat, terdapat pada bumbu penyedap (vetsin).
Sebaliknya kopi (caffein) dapat membantu mengatasi migrain, karena dapat memperlebar saluran darah di kepala sebagai penyebab rasa sakit.

Menopause. Wanita perlu mengkonsumsi sedikitnya 800 miligram kalsium per hari, demikian ungkap Bess Dawsan Hughes, MD pakar nutrisi dari Tuft University, Boston. Ini dapat terpenuhi dengan memakan yang mengandung 300 miligram kalsium, tiga kali sehari. Berdasarkan riset, wanita ternyata hanya mengkonsumsi setengah dari jumlah tersebut. Kandungan kalsium tertinggi terdapat pada produk makanan hewani. Pada produk nabati, kandungan kalsium lebih kecil.
Beberapa ahli menyatakan bahwa mengkonsumsi 800 miligram kalsium per hari belum mencukupi kebutuhan. Suatu penelitian terbaru pada Universitas Massachusetts, membuktikan bahwa wanita menjelang masa menaopause yang mengkonsumsi 1500 miligram kalsium per hari tidak mengalami hal tersebut.
Wanita pada usia menjelang menaopause perlu mengkonsumsi makanan dengan kandungan kalsium tinggi dan lemak rendah, untuk mencegah rapuh tulang (osteoporosis).

Sakit Tenggorokan. Madu ternyata dan terbukti dapat mengurangi rasa sakit pada tenggorokan dan gejala-gejala flu. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi masih dalam penelitian R. Mostow, MD dari Rose Medical Center dan profesor dari Universitas Colorado.

Tekanan Darah. Dengan tekanan darah 138/94 pada wanita usia 34 tahun, kebiasaan makan perlu diubah, Menurut G.Langford, MD dari Unviersitas Mississipi, bahwa dengan bertambahnya umur, tekanan darah mungkin akan semakin naik, sehingga semakin besar kemungkinan terkena serangan jantung atau stroke.
Karena kegemukan erat hubungannya dengan tekanan darah tinggi, maka berat badan normal harus dipertahankan. Artinya bahwa wanita semenjak menginjak usia 30-an seyogyanya mengatur menu makanan sedemikian rupa dengan mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi.
Disarankan agar mengurangi pemasuk garam, dan mengkonsumsi potasium yang dapat mencegah pengaruh buruk sodium. Sumber potasium adalah buah-buahan, khususnya pisang, kentang dan sayur-sayuran.

Asma. Jika asma dirasa akan menyerang, disarankan agar meminum secangkir kopi atau minuman yang mengandung caffein, misalnya teh atau minuman yang mengandung cola. Demikian saran dari Scott Weiss, MD ahli paru-paru dari Harvard Medical School, Cambridge.
Juga disarankan minum satu sendok madu setiap jam. Masih dalam penelitian bagaimana madu bereaksi dalam tenggorokan, tetapi yang jelas madu dapat mengurangi lendir akibat asma. Bagi penderita bronchitis, minuman yang mengandung caffein dan madu sangat bermanfaat.
Dengan memakan makanan tertentu dapat membantu mencegah problem pernapasan. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Weiss, membuktikan bahwa makanan yang mengandung vitamin C tinggi, misalnya jeruk, niacin yang terdapat pada daging ayam dan potasium pada pisang, serta makanan dengan kandungan garam rendah, dapat mencegah bengek atau asma.
Meskipun demikian efek dari faktor-faktor makanan terhadap penyakit pernapasan belum terlalu pasti. Yang terbaik bagi penderita asma adalah berobat secara teratur dan berhenti merokok. Namun biasanya larangan yang terakhir ini, sering dilanggar. Padahal yang bersangkutan sadar benar, bahwa merokok ada sangkut pautnya yang erat dengan pernapasan!

Stress. Ada pendapat bahwa vitamin dapat membantu mengatasi stress. Hal ini dibantah oleh Stephen Barrett, MD dari Universitas Pennsylvania. Tidak ada bukti nyata bahwa vitamin berhubungan dengan keadaan emosi. Daripada beranggapan bahwa vitamin dapat mengatasi stress, lebih baik mencari sumber dari stress itu sendiri dan mencoba mengatasinya.
Rambut. Mengkonsumsi makanan berminyak untuk mengatasi rambut kering sama sekali tidak beralasan. Hal itu ditegaskan oleh John F. Romano, MD, ahli kulit dari New York Hospital-Cornell Medical Center.
Minyak pada kulit dan rambut diproduksi oleh tubuh, mengkonsumsi makanan berminyak belum tentu dapat mempengaruhi kekeringan rambut. Rambut kering biasanya akibat pengaruh penggunaan cat rambut, obat keriting dan blow dry yang terlalu sering. Menghindari adalah jalan terbaik untuk mengatasi kekeringan rambut.

Ibu Menyusui. Menurut Dr. Schwenk, belum tentu makanan yang dimakan ibu-ibu yang menyusui dapat berpengaruh terhadap bayinya. Tidak ada makanan yang perlu dihindari oleh ibu yang menyusui, kecuali caffein dan alkohol yang sering tidak dapat diterima oleh pecernaan bayi.
Meskipun bayi sering buang air besar, tidak berarti bahwa bayi kena diare yang disebabkan makanan ibu. Bayi-bayi yang diberi ASI (Air Susu Ibu) cenderung mengeluarkan kotoran yang lebih cair. Meskipun demikian, jika dirasa ada sesuatu makanan tertentu yang dimakan ibu dan menyebabkan perubahan pada kebiasaan buang air bayi, misalnya menjadi semakin sering buang air, hindarilah makanan tersebut untuk beberapa hari, kemudian dicoba lagi, untuk memastikan.

Gigi. Bila timbul bintik-bintik putih pada gigi, seyogyanya kita harus segera ke dokter. Menurut Robert Ibsen, DDS dari California, banyak hal yang menyebabkan timbul bintik putih pada gigi.
Salah satu penyebabnya, kekurangan kalsium selama masa pembentukan gigi atau benturan pada gigi di masa kanak-kanak bisa menimbulkan bintik putih pada gigi setelah dewasa. Dapat juga disebabkan karena terlalu banyak memakan makanan yang mengandung gula.
Pada usia tua, sering terjadi bintik putih pada gigi. Penyebabnya karena enamel gigi semakin menipis seiring dengan bertambahnya umur. Bagi yang sering bernapas dengan mulut, mungkin karena kesulitan bernapas dengan hidung, banyak ditemui kasus bintik putih pada gigi, karena gigi mengalami kekeringan.

Kram. Banyak wanita yang sering menderita kram pada betis atau paha. Menurut Thomas C.Namey, MD, profesor dari University Tenessee Medical Center, defisiensi potasium dan magnesium mungkin salah satu penyebabnya.
Kedua mineral tersebut berperan penting bagi kontraksi otot. Kekurangan salah satu dari potasium atau magnesium dapat menimbulkan kram, khususnya pada betis dan paha. Menambah pemasukan makanan yang mengandung potasium dan magnesium tinggi akan banyak membantu.
Makanan yang mengandung banyak kedua mineral tersebut, adalah kacang-kacangan, misalnya kacang-kedele, kentang, gandum dan bayam. Namun kram pada betis atau paha, bisa juga disebabkan karena tekanan pada otot, misalnya karena olahraga yang terlalu berat atau pemakaian sepatu dengan hak tinggi. (Pertiwi).

Agar terhindar dari sindrom premenstruasi

Kurangi minum air jelang menstruasi
Harian SURYA, 30 Nopember 1992

MENJELANG menstruasi, sering wanita mengeluh mudah muak, tertekan, pusing, perut kembung, mudah tersinggung dan berbagai keluhan lainnya. Ada juga yang marah-marah tanpa penyebab yang jelas. Jika Anda termasuk demikian tak perlu gusar. Di dunia ini jutaan wanita mengalami gangguan yang disebut sebagai sindrom premenstruasi (SPM). Umumnya gangguan-gangguan itu akan hilang dalam dua hari, namun pada beberapa orang baru hilang dua minggu kemudian.
Gejala fisik yang timbul antara satu wanita dengan wanita lainnya belum tentu sama. Yang acap kali terjadi adalah :
^ Pembengkakan payudara dengan sedikit nyeri.
^ Ada juga yang seluruh bagian tubuhnya membengkak. Pembengkakan tubuh dan menggembungnya perut ini berkaitan dengan penimbunan air. Itu sebabnya, sebaiknya beberapa hari sebelum menstruasi jangan terlalu banyak minum. Di samping itu batasi masukan garam, karena garam membantu menimbun air, dengan cara menahan air untuk tidak keluar melalui ginjal.
^ Timbul bercak pada kulit atau bintik-bintik, infeksi pada vagina.
^ Penderita ayan, asma, nyeri sebelah kepala, dan infeksi pada selaput mata, kondisinya kian menurun.
^ Bagi pemakai lensa kontak pada lensanya seolah terasa tidak nyaman dipakai, dan mata terasa terganggu.
SPM terjadi akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Pengobatan hormonal yang ditujukan untuk menyetimbangkan hormon, tanpa memperhatikan dosis yang tepat juga menyebabkan munculnya gejala-gejala semacam itu. Karenanya, bagi yang tidak cocok dengan pengobatan hormonal, ada alternatif lain, yaitu dengan diet. Namun diingatkan para ahli, diet yang buruk menyebabkan kerja hormon terganggu, akibatnya wanita menjadi lebih peka.
Yang menjadi pertanyaan, wanita yang sehat dengan kadar hormon seimbang pun ternyata menderita SPM. Menurut para ahli, SPM ini meningkat seiring dengan meningkatnya jenis-jenis makanan sehat. Itu sebabnya beberapa ahli menganjurkan diet terhadap makanan tersebut, di samping olahraga, masase.

Diet
Diet terutama bagi yang kehilangan nafsu makan, sebaiknya makan lima kali atau enam porsi kecil setiap hari dengan menu seimbang. Takaran itu sebagai pengganti porsi makan tiga kali sehari.
Makanan seimbang yang dimaksud tidak lain makanan dengan komposisi :
^ Vitamin B6 dan magnesium -- mengatasi perasaan tegang, marah- marah, mudah tersinggung, dan cemas. Vitamin B6 dijumpai pada kuning telur, hazelnut (sejenis kemiri), hati, ginjal, ikan cod (penghasil minyak ikan), ikan Salem, sarden, susu, cereal, roti murni, ragi, beras. Sedang magnesium (Mg) banyak terdapat pada sayur-sayuran seperti brokoli, kol, wortel, buncis, bawang putih, jamur, kentang berkulit, tomat, kacang mede, susu, apel, buah prem, anggur, jeruk.
^ Vitamin E, B6 dan magnesium -- untuk mengatasi pertambahan berat badan, pembengkakan dan nyeri payudara, serta perut kembung. Vitamin E terdapat pada bunga matahari atau minyaknya, tomat, pisang, bayam, wortel, kacang panggang, telur, beras merah, kol.
^ Makanan kaya kromium, vitamin E, C dan magnesium -- untuk melawan nyeri kepala, makanan manis-manis, bertambahnya selera makan, jantung berdebar, letih, perasaan melayang. Vitamin C dijumpai pada kentang, kol, bayam, lemon, tomat, melon, jambu batu, jeruk. Kromium terdapat pada ayam, kol, wortel, kacang hijau, selada, kentang, jamur merang, bayam, apel, pisang, jeruk.
^ Pastikan diet Anda banyak mengandung vitamin E, vitamin B6, magnesium --untuk mengurangi perasaan tertekan, mudah lupa, mudah terharu (menangis), bingung, serta tidak bisa tidur.

Masase
Untuk menanggulangi nyeri otot, leher, dan pundak yang tegang, Anda bisa melakukan masase sendiri. Tindakan ini akan menghilangkan keluhan SPM.
Caranya, duduk di kursi atau meja, kemudian rendahkan pundak perlahan istirahatkan siku pada meja. Putar kepala dan perlahan gosokkan jari-jari sepanjang leher dengan arah naik turun, sambil menekan ke leher. Pertama-tama urutlah tulang belakang leher. Gerakkan tangan ke samping, selanjutnya urut naik turun sepanjang otot leher. Rentangkan jari-jari dan tekankan ke bawah rambut--usap dari bawah ke atas dahi dan kening samping. Letakkan tangan kanan di pundak kiri dan lakukan masase pelan-pelan berulangkali pada otot-otot pundak.
Berenang, merupakan gerak badan yang dapat mengurangi ketegangan otot rahim dan ketegangan pundak dan anggota tubuh bagian bawah. Cara lain, dengan berbaring di lantai atau meja rendah, perut diganjal bantal. Kemudian lakukan gerakan seperti berenang.
Sebenarnya,latihan otot punggung yang baik adalah dengan cara telentang, kaki lurus, tangan di samping pinggang. Tekankan punggung ke arah lantai, ikuti dengan relaksasi. Ulangi sampai sepuluh kali. (rma/WK)

Infeksi pada Usia Lanjut

Yang Ringan pun Bisa Berakibat Fatal
KOMPAS, MINGGU, 29 MARET 1992

KEWASPADAAN akan meningkatnya populasi usia lanjut, rupanya bukan saja belum terasa di kalangan masyarakat awam, bahkan di kalangan media pun, hal tersebut belum banyak disadari. Salah satu contoh adalah pada saat penyelenggaraan Simposium Infeksi oleh IDI cabang Semarang. Tampaknya semua bidang sudah diminta berbicara mengenai berbagai aspek infeksi pada masing-masing disiplin, kecuali pada usia lanjut. Untunglah dengan imbauan dari Ketua IDI Jawa Tengah, penyelenggara kemudian menambahkan satu topik lagi, yaitu tentang berbagai aspek penyakit infeksi pada usia lanjut.
Seperti kita ketahui bersama, pada usia lanjut akan terjadi penurunan secara fisiologi berbagai organ baik dari segi fungsi maupun anatominya. Hal ini menyebabkan, pada orang tua perjalanan berbagai penyakit seringkali tidak sama dengan apa yang terjadi pada usia dewasa muda.
Penyakit-penyakit pada mereka yang berusia lanjut biasanya multipel (banyak penyakit pada satu orang), gejala tidak khas, dan penyakit-penyakit tersebut saling berkaitan satu sama lain. Laporan Hadi Martono di Kongres Gerontologi Asia-Pasifik di Yokohama tahun 1991 yang lalu menyatakan, bahwa dari penderita di atas usia 80 tahun yang diamati di dua rumah sakit besar di Jawa Tengah, hanya sekitar 10 persen yang menderita hanya satu macam penyakit, sebagian terbesar menderita lebih dari tiga macam penyakit bersama-sama.
Penyakit-penyakit yang diderita usia lanjut tersebut seringkali tidak dikeluhkan oleh penderita, dan baru diketahui sewaktu pemeriksaan menyeluruh oleh dokter atau rumah sakit. Berbeda dengan penyakit-penyakit pada usia dewasa lain, pada usia lanjut terdapat kecenderungan timbulnya penyakit-penyakit yang bersifat kronis, degeneratif, dan menimbulkan kecacatan.
Sebagai akibat penurunan dan perubahan fungsi imunologis dan sistem tubuh yang lain, golongan usia lanjut juga lebih rentan terhadap berbagai jenis infeksi, baik akut maupun kronis. Budi Darmojo dan kawan-kawan yang mengadakan penelitian terhadap penderita usia lanjut di Rumah Sakit dr Kariadi dan Rumah Sakit Elisabeth selama beberapa tahun mendapatkan bahwa walaupun kekerapan penyakit degeneratif (penyakit jantung, hipertensi, diabetes, kanker, stroke, dan lain-lain) tampak meningkat, penyakit infeksi masih menduduki tempat kedua, bahkan pada tahun 1988 kembali ke peringkat pertama sebagai penyakit utama para penderita lanjut usia (di atas 60 tahun).

Urutan penyakit
Dalam skema ditunjukkan bahwa karena infeksi virus ringan di saluran napas dan seperti diketahui pada usia lanjut terhadap penurunan fungsi imun, maka timbul komplikasi infeksi (biasanya bakterial) di paru atau rongga dada. Infeksi ini dapat berlanjut menyebabkan penurunan kesadaran, yang kemudian bisa berakibat imobilitas dan/atau jatuh.
Penurunan kesadaran atau imobilitas di lain pihak akan berakibat buang air besar/kecil di tempat tidur yang selanjutnya menyebabkan iritasi dan infeksi kulit sehingga terjadi luka (dekubitus = pressure sores). Dekubitus juga dapat diakibatkan karena penderita dengan kesadaran menurun, berbaring lama di tempat tidur. Dekubitus yang tak mendapatkan pengobatan dengan baik akan menimbulkan berbagai komplikasi yang berakibat kematian.
Jalur komplikasi lain diperlihatkan dalam skema, menunjukkan bahwa infeksi ringan dapat menyebabkan gangguan jantung (iskemik atau gangguan kondisi jantung) yang selama ini tersembunyi, menjadi' tampak dalam bentuk terjadinya gangguan irama (fibrilasi atrium) dan akhirnya gagal jantung. Gagal jantung akan menyebabkan penurunan kesadaran, jatuh/imobilitas, atau bahkan kematian.
Jatuh/imobilitas tadi akan mungkin berakibat terjadinya patah tulang paha atau sumbatan di pembuluh darah paru atau otak oleh pembekuan darah lemak yang mengakibatkan kematian.
Akibat berat lain adalah terjadinya kecacatan permanen yang disebabkan oleh kekakuan tulang dan sendi (kontraktur) atau dekubitus yang luas.
Dari pembicaraan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa semua golongan masyarakat harus bersiap dan waspada akan terjadinya peningkatan golongan usia lanjut di Indonesia.
Penyakit pada golongan usia lanjut tidak sama, baik perjalanan penyakit, gejala maupun penanganannya dengan golongan usia dewasa yang lain, oleh karenanya perlu mulai dipikirkan pendidikan spesialisasi geriatri (kesehatan usia lanjut) di Indonesia. ***
* Hadi-Marlono, staf subbagian Geriatri, UPF/Lab. Ilmu Penyakit Dalam, FK Undip — RS dr Kariadi.

Analisis situasi kesehatan wanita

Oleh:
Dra Pinky S. Wisjnubroto
Dept. Antropologi Unair, Surabaya
Harian SURYA, 12 Nopember 1992

Akhir-akhir ini kesehatan wanita banyak dibicarakan, baik dalam forum-forum seminar maupun media. Terutama dikaitkan dengan UU Kesehatan. Nampak perhatian masyarakat hanya pada bagian kecil dari permasalahan kesehatan wanita, antara lain Abortus. Ini dimaklumi mengingat kata tersebut masih menjadi pembicaraan kontroversial di Indonesia. Apakah ini indikasi meningkatnya tingkat kepedulian masyarakat pada masalah kesehatan wanita? Ini masih merupakan harapan daripada kenyataan.
Mengapa kesehatan wanita penting diperhatikan? Paling tidak ada 3 faktor, yakni (1) menghadapi masalah kesehatan yang tidak dihadapi pria, menyangkut fungsi biologis, reproduktifnya (haid, melahirkan, menopause), (2) langsung mempengaruhi kesehatan anak yang dikandung dan dilahirkan, (3) penting untuk wanita itu sendiri.
Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat. Berbagai program kesehatan untuk wanita yang dikaitkan dengan fungsi biologis-reproduktifnya, ternyata tidak banyak melibatkan peranan pria. Kesehatan ibu-anak merupakan tanggung jawab kita, bukan hanya para wanita. Sebagai contoh untuk program keluarga berencana, wanita masih merupakan sasaran utama.
Kesehatan, gizi dan keluarga berencana dimasukkan ke dalam indikator sosial wanita karena dinilai penting untuk melihat kondisi dalam keterbandingan dengan pria (Indikator sosial wanita Indonesia, 1991). Kesehatan wanita sangat komplek dan tidak saja mempunyai dampak terhadap pribadinya saja, tetapi berkaitan dengan anak yang dikandung dan dilahirkan.
Walaupun terjadi penurunan, angka kematian bayi di Indonesia masih menunjukkan angka yang tinggi dibanding negara Asean sekalipun. Angka kematian bayi merupakan indikator out-put kesehatan yang sensitif. Ini mencerminkan derajat kesehatan masyarakat, keadaan lingkungan dan tingkat pelayanan kesehatan.
Berbagai indikator di atas menunjukkan keberhasilan program kesehatan nasional berhubungan dengan kesehatan ibu-anak. Tetapi, terlihat program tersebut mengandaikan semua wanita adalah ibu dan anak. Bagaimana kesehatan wanita yang tidak menikah? Bagaimana kesehatan wanita yang memilih tidak mempunyai anak? Apakah pelayanan kesehatan menjangkau juga permasalahan kesehatan yang mereka hadapi?
Lokakarya nasional Analisa Situasi Wanita, Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Program Peningkatan Peranan Wanita pada 1991 mengidentifikasi 4 butir permasalahan: (1) angka kematian ibu hamil dan bersalin, bayi dan anak tinggi, terkait dengan status kesehatan dan gizi, pendidikan dan pendapatan wanita, kehamilan dan persalinan yang sering dan rapat, beban kerja wanita yang berat, terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan, kawin muda, dll, (2) status kesehatan dan gizi wanita, bayi dan anak Yang rendah, (3) akses wanita golongan miskin terhadap pelayan an kesehatan terbatas, (4) alat kontrasepsi lebih banyak diarahkan bagi wanita, menyebabkan tanggung jawab wanita dalam ber-KB sangat berat dan berpengaruh negatif terhadap kesehatannya.
Rekomendasi kebijakan yang dirumuskan lokakarya tersebut antara lain: (1) lebih meningkatkan keterpaduan berbagai program di berbagai sektor hingga dapat intensif menanggulangi sebab-sebab langsung dan tidak, kematian ibu dan anak, (2) program peningkatan status kesehatan ibu dan anak agar memperhatikan wanita sebagai pemelihara kesehatan keluarga, juga sebagai penerima/penikmat pelayanan kesehatan, (3) meningkatkan kesadaran dan partisipasi pria dalam program KB dan meningkatkan pelayanan kesehatan wanita sebagai akseptor KB, (4) meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan, KB, air bersih, dan sanitasi dan meningkatkan aksessibilitas wanita terhadap pelayanan dan informasi kesehatan, (5) peningkatan partisipasi wanita dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan kebijakan di bidang KB dan kesehatan, (6) meningkatkan pengetahuan ibu dan anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang anak balita secara menyeluruh.
Masih ditemukan perlakuan berbeda antara anak wanita dan pria, terutama berkaitan dengan konsumsi makanan. Biasanya anak wanita mendapat jatah lebih sedikit. Pria dianggap membutuhkan makanan lebih banyak bagi pertumbuhan ototnya. Pria harus tumbuh kuat, karena kelak akan menjadi tulang punggung keluarga.
Konsep pria sebagai pencari nafkah utama adalah hasil pemikiran ideologi paternalistik, masih kuat tertanam pada sebagian besar masyarakat. Akibat pola pikir semacam itu, terdapat diskriminasi terhadap wanita. Pemberian makan yang berbeda antara anak pria dan wanita merupakan contoh diskriminasi tanpa disadari. Anak laki-laki didorong makan banyak sesuai dengan nilai yang ada, laki-laki tumbuh dengan fisik yang kuat. Anak perempuan dicemooh bila makan dalam porsi besar.
Ini juga berkaitan dengan konsep sehat dalam masyarakat, yang berasumsi pria dan wanita berbeda. Konsep sehat bagi wanita seringkali dikaitkan dengan kecantikan. Setiap masyarakat mengembangkan konsep kecantikan maupun kesehatan wanita yang berbeda-beda. Pada beberapa masyarakat kecantikan diindentikkan dengan kelangsingan tubuh. Berbagai upaya untuk menjaga kelangsingan tubuh dilakukan para wanita, kenyataannya justru mengabaikan prinsip kesehatan demi tercapainya bentuk tubuh yang ideal.
Perilaku kesehatan wanita pedesaan menunjukkan kondisi yang berbeda akibat kemiskinan yang ada. Beberapa penelitian menunjukkan, wanita pedesaan lebih banyak yang bekerja karena faktor kemiskinan. Tenaga kerja wanita pedesaan merupakan daya potensial dan pemberi sumbangan ekonomi yang besar terhadap ekonomi rumah tangga. Semakin menyempitnya lahan pertanian menyebabkan peran wanita semakin besar dalam ekonomi rumah tangga, karena kegiatan yang mereka lakukan sejak dulu tidak hanya terikat pada pertanian. Umumnya mereka mengerjakan usaha kerajinan, membuka warung, berdagang, hasilnya dapat mencukupi kebutuhan keluarga.
Data menunjukkan, wanita mempunyai peran besar dalam perekonomian rumah tangga, tetapi keadaan ini justru menunjukkan beratnya beban kerja wanita. Tenaga kerja wanita harus bekerja lebih berat daripada pria karena ia tetap harus mengerjakan tugas-tugas rumah tangga. Beratnya beban kerja wanita mempengaruhi kondisi kesehatan mereka. Sebuah kasus dalam masyarakat nelayan menunjukkan, terdapat pembagian kerja yang jelas antara pria dan wanita. Pria menangkap ikan dan wanita mengolah serta memasarkan hasil tangkapan. Karena ikan adalah produk yang mudah rusak dan tidak mudah disimpan tanpa teknik yang canggih untuk pengeringan dan pembekuan, peranan wanita menstabilkan ekonomi pada beberapa masyarakat penangkap ikan. Pria hanya kadang-kadang menangkap ikan, sedang wanita bekerja sepanjang tahun.
Apabila peran wanita dianggap sangat penting dalam membantu perekonomian rumah tangga, seharusnya kondisi kesehatan wanita ditingkatkan. Diharapkan partisipasi angkatan kerja wanita semakin besar. Wanita harus dilihat tidak saja sebagai ibu, sumber daya potensial dalam masyarakat. Tanpa bermaksud mengabaikan peran wanita sebagai ibu, yang menjadi sasaran program kesehatan nasional, sudah saatnya perbedaan jenis kelamin tidak terlalu ditonjolkan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Karena baik pria maupun wanita merupakan sumberdaya potensial yang seharusnya diperlukan sama dalam masyarakat.

Senin, 08 Juni 2009

Peran Tokoh Agama Menanggulangi HIV/AIDS

KOMPAS 10 April 1994

KABAR baik menjelang akhir tahun lalu adalah tercapainya ketetapan hati pemerintah akan mengangkat Panitia Penanggulangan AIDS melalui suatu Keputusan Presiden. Lama sebelum ini penanganan masalah tersebut hanya dilakukan Departemen Kesehatan melalui salah satu direktorat jenderalnya. Artinya, dengan kebijakan baru tersebut urusan diangkatnya ke tingkat Menko Kesra, sehingga pembinaannya bersifat antardepartemen.
Kebijakan baru tersebut sekaligus memberikan indikasi Pemerintah RI tidak mau kecolongan. Salah satu negara tetangga Indonesia merespons dingin-dingin saja pada stadium awal perkembangan AIDS memasuki negeri itu, dan ternyata dalam perkembangannya kemudian sulit mengendalikan penyakit tersebut. Penderita AIDS di negeri itu dewasa ini mencapai sekitar 500.000 orang.

Penyebaran AIDS
Sampai masuk dekade kedua semenjak AIDS muncul pada tahun 1981 di Amerika Serikat, penyakit ini terus meminta korban. AIDS berkembang menjadi pandemi, menjelajah seantero dunia. Sampai awal 1993, kasus AIDS yang dilaporkan kepada WHO dari 173 negara. berjumlah 611.500. Tetapi Badan Kesehatan Sedunia itu memperkirakan jumlah kasus AIDS yang sebenarnya jauh lebih besar dari yang dilaporkan, yaitu sekitar 2,5 juta kasus. Dari jumlah tersebut 1.500.000 kasus keberadaannya di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Sementara itu laporan WHO mengenai orang yang sudah terinfeksi HIV, kuman penyebab AIDS, menyebutkan jumlahnya telah mencapai 13.000.000 orang, umumnya penduduk di negara-negara dunia ketiga yang miskin. Diperkirakan setiap 8,5 detik HIV menginfeksi seorang korban barunya.
Indonesia sudah mulai diterjang epidemi AIDS semenjak kasus AIDS pertama dilaporkan dari Bali tahun 1987. Penyebarannya begitu cepat, sehingga menurut hasil monitoring Depkes, sampai tanggal 15 September 1993 terdapat 172 orang terdiri dari 42 penderita AIDS dan 130 pengidap HIV yang dilaporkan dari 11 propinsi.
Menteri Kesehatan pada minggu kedua Desember 1993, menyatakan kasusnya sudah meningkat menjadi 187. Fenomena gunung es diperkirakan berlaku untuk kasus AIDS ini. Jumlah yang dilaporkan hanya yang terlihat di permukaan saja, sedangkan sebagian besar berada di bawah permukaan dan belum mampu dipantau. Penyebaran AIDS di Indonesia sangat mengkhawatirkan.
Suatu epidemi AIDS yang besar seperti yang sampai sekarang sedang melanda Thailand, India dan Myanmar, tidak mustahil bisa terjadi di Indonesia. Ada tiga fakta epidemiologik yang mendukung kemungkinan terjadinya peristiwa seperti itu. Pertama, penularan HIV di Indonesia sudah eksponensial, sudah cepat sekali (tahun 1991 terjadi 18 kasus, 1992 terjadi 36 kasus dan sampai pertengahan Desember 1993 terjadi 187 kasus). Kedua, sumber infeksi HIV penyebab AIDS sudah tersebar di banyak propinsi (tahun 1987 terjadi hanya di satu propinsi, tahun 1993 sudah menjangkau 11 propinsi). Ketiga, secara geografis Indonesia terkepung oleh negara-negara tetangga yang mempunyai prevalensi HIV lebih tinggi.

Mengenal HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) bukan penyakit keturunan. Acquired artinya diperoleh, sedang immune deficiency adalah kekurangan kekebalan, yaitu kekebalan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap serangan kuman penyakit apa saja; dan arti syndrome ialah kumpulan gejala dan tanda penyakit. Penyebab AIDS adalah virus yang dikenal dengan nama HIV (Human Immuno-deficiency virus).
Masa inkubasi, jangka waktu sejak orang mulai terinfeksi HIV sampai munculnya gejala AIDS berkisar 5-10 tahun. Mereka yang sudah terinfeksi HIV pada tahun-tahun pertama tidak dapat dikenali, karena yang bersangkutan terlihat sehat-sehat saja tanpa sesuatu keluhan. Identifikasi hanya dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium darah orang bersangkutan.
Penularan HIV terjadi melalui empat cara: hubungan kelamin (seksual), melalui alat tusuk/suntikan (parenteral), transfusi darah, dan dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya (perinatal). Sebagian besar, lebih dari 90 persen penularan terjadi melalui hubungan seksual. HIV tidak ditularkan melalui kontak sosial biasa seperti jabatan tangan, berpelukan, berenang dalam kolam renang, memakai alat makan dan minum, menggunakan toilet atau menggunakan telepon yang sama dengan pengidap HIV. Juga tidak ditularkan melalui keringat, air mata dan gigitan serangga/nyamuk. Pendeknya tidak menular seperti cara menularnya penyakit menular pada umumnya. Tapi bedanya juga, sampai saat ini belum ada obat penyembuh AIDS. Vaksin untuk menjadikan orang kebal terhadap HIV/AIDS juga belum ada, sehingga dunia kedokteran meyakini, mereka yang terinfeksi HIV akan meninggal dunia karena AIDS.

Sumber daya manusia
Titik tekan program pembangunan Indonesia dalam PJPT II adalah pengembangan sumber daya manusia. Kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang harus dibangun dan dikembangkan sebagai bagian dari usaha pengembangan sumber daya manusia.
Sampai dengan tanggal 31 Juli 1993, mereka yang terinfeksi HIV/AIDS di Indonesia berdasarkan kelompok umur ternyata penderita yang berusia 20 - 39 tahun menduduki 72,7 persen dari seluruh penderita HIV/AIDS.
Terbaca dari laporan Direktorat Pemberantasan Penyakit Menular Langsung, Ditjen P2M PLP, Depkes RI tersebut, korban infeksi HIV/AIDS justru terbesar dari tingkat usia paling produktif. Keadaan ini dengan proyeksi perkembangan ke depan, bisa cukup mengganggu program pengembangan sumber daya manusia.
Jika kita cermati cara penyebarluasan atau penularan HIV di Indonesia, terlihat sangat dipengaruhi berbagai bentuk perilaku risiko baik oleh pribadi maupun kelompok. Penularan HIV yang melalui hubungan seksual terjadi pada orang-orang yang perilaku hubungan seksualnya tidak sesuai dengan ajaran agama. Mereka adalah yang berganti-ganti pasangan karena menganut paham seks bebas, atau mereka yang akrab dengan praktek pelacuran. Perilaku seperti ini diketahui tidak saja berkembang di perkotaan, tapi juga mencapai daerah-daerah pinggiran.
Cepat lajunya penyebaran HIV antara lain juga karena masih lemahnya pelayanan kesehatan masyarakat (konseling dan penyuluhan kesehatan yang belum memadai, pemberian suntikan dengan alat yang tidak steril, skrining donor darah).
Akar munculnya perilaku risiko di masyarakat adalah tiga faktor mendasar yaitu kemelaratan, ketidaktahuan dan kekurangtaatan kepada ajaran agama. Praktek pelacuran sebagai sumber penularan HIV/AIDS misalnya, menjadi semakin berkembang karena adanya kemelaratan pada kelompok masyarakat dipadu dengan kekurangtaatan kepada ajaran agama pada mereka dan pada kelompok masyarakat "pemakai jasa" mereka.

Tokoh agama
Disadari oleh banyak pihak, khususnya mereka yang harus berhadapan langsung dengan tugas penanggulangan penyebaran HIV/AIDS dan mereka yang menangani bidang pengembangan sumber daya manusia, peran serta tokoh agama dalam usaha menanggulangi penyebaran HIV/AIDS sangat diperlukan. Lebih-lebih tokoh agama dalam wujud para dai, para mubalig Islam, para ustadz dan ustadzah, karena mayoritas penduduk negeri ini beragama Islam.
Pada dai, mubalig, ustadz dan ustadzah dapat melakukan fungsi sebagai penyebar informasi tersebut, sekaligus memberikan petunjuk dan bimbingan yang lebih konkret mengatasi dan menyikapi kemelaratan, meluruskan sikap kurang taat kepada ajaran agama, khususnya yang berkaitan dengan perilaku yang telah menjadi pemicu lajunya penyebaran HIV/ AIDS di kalangan manusia Indonesia.
Jika saja para khatib shalat Jumat dapat melaksanakan gerakan itu, berjuta-juta manusia Indonesia dapat dijangkau, Dapat diperhitungkan, 87 persen orang Indonesia yang berjumlah 190.000.000 beragama Islam. Karena lebih dari seperduanya wanita yang tidak wajib bersembahyang Jumat, sebagian lagi laki-laki dewasa yang kurang taat melakukan ibadah sembahyang, sebagian lagi masih anak-anak, maka katakanlah 50.000.000 orang di antaranya setiap hari Jumat mendengarkan khotbah dari para kiai yang bertindak sebagai khatib. Khotbah jumat rata-rata memakan waktu sekitar 20 - 30 menit. Kalau saja para khatib tersebut didekati, diajak bicara, berkhalaqah, berlokakarya, kemudian bersedia berperan serta dalam penanggulangan masalah HIV/AIDS, dibekali dengan informasi-informasi tentang epidemi ini, mereka akan mampu melakukannya.
Sudah menjadi kerja rutin para khatib shalat Jumat berdakwah meluruskan perilaku seks yang tidak menaati ajaran agama. Setiap kali isu itu muncul sebagai isi khotbah. Jika kemudian dipadu dengan informasi tentang HIV/AIDS dan bahaya besar yang dikandungnya, akan menjadi paduan informasi yang mudah disebarkan lebih lanjut oleh para jamaah. Penyebaran kemasan informasi tersebut akan dapat menembus kalangan yang malas atau tidak wajib ke masjid untuk shalat Jumat seperti kaum wanita. Bahkan tidak mustahil akan sampai pula kepada kelompok sasaran berisiko tinggi.
Pengorganisasian dan dukungan sumber daya lainnya merupakan prasyarat jika gagasan ini hendak direalisasikan. Mungkin justru di sini peran Panitia Penanggulangan AIDS yang sedang ditunggu kelahirannya itu. Gagasan ini pun baru berkait dengan tahap pencegahan. Masih banyak lagi yang harus ditangani, tahap diagnose, tahap pengelolaan kasus dan post mortem. ***
(H. Said Budiary — Direktur Lakpesdam NU, Lajnah Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nandlatul Ulama)

Pengaturan Gizi Untuk Kesehatan Jantung

Oleh: Susirah Sutardjo,MSc
Mimbar Karya, minggu II Januari 1992

Kejadian penyakit jantung di beberapa negara Barat relatif menurun, tetapi justru meningkat di negara-negara berkembang seperti Indonesia, India, Sri Langka. Namun demikian penyakit jantung masih merupakan penyebab kematian utama di negara-negara Barat tersebut.
Kejadian penyakit jantung di Indonesia meningkat terus terutama pada golongan sosial ekonomi menengah ke atas, khususnya di kota-kota besar. Menurut survey rumah tangga tahun 1980, penyakit jantung merupakan penyebab kematian No.3 di Indonesia, dan pada tahun 1987 sudah merupakan penyebab kematian no.2.
Perbaikan pelayanan kesehatan, peningkatan aktifitas fisik dan rekreasi, berhenti merokok dan mengubah kebiasaan makan berpengaruh terhadap penurunan kejadian penyakit jantung. Dalam tulisan ini akan dibahas kebiasaan makan yang balk untuk mencegah penyakit jantung.

Pengaruh Zat Gizi Terhadap Penyakit Jantung
Komposisi kandungan zat-zat gizi dalam makanan dapat berpengaruh terhadap penyakit jantung. Tingginya kadar lemak darah merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya penyakit jantung koroner. Beberapa penelitian mengemukakan, perubahan pola makan dapat mempengaruhi kadar lemak darah, yang berarti pula mempengaruhi terjadinya penyakit jantung koroner. Lemak makanan merupakan komponen makanan yang pengaruhnya paling besar terhadap pengaturan metabolisms kholesterol. Zat gizi lain yang berpengaruh terhadap penyakit jantung adalah protein nabati, serat, vitamin E, C, karoten dan mineral tertentu.
Lemak makanan terdiri dari beberapa asam lemak, yaitu asam, lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh.
Lemak jenuh adalah lemak yang sebagian besar asam lemaknya terdiri dari asam lemak jenuh. Lemak jenuh cenderung menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida darah. Bahan makanan yang banyak mengandung lemak jenuh adalah lemak hewan, lemak susu, mentega, keju, cream, kelapa, santan, minyak kelapa, margarin dan kue-kue yang dibuat dengan bahan makanan tersebut.
Lemak tidak jenuh yaitu lemak yang sebagian besar asam lemaknya tidak jenuh. Lemak tidak jenuh dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah. Terdapat banyak dalam minyak kedelai, jagung, biji bunga matahari, biji kapas, minyak zaitun dan minyak ikan.

Kolesterol
Kolesterol adalah sejenis lemak. Tubuh memperoleh kolesterol dari dua sumber yaitu pertama dibentuk sendiri oleh hati dan dari makanan sehari-hari. Kolesterol terdapat dalam semua jaringan hewan, oleh karena itu terdapat dalam semua bahan makanan berasal hewan. Kolesterol yang berasal dari makanan, dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Bahan makanan yang berasal tumbuhan tidak mengandung kolesterol.

Serat
Yang dimaksud serat ialah serat makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Serat makanan adalah bagian dari makanan berasal tumbuhan yang tidak dicerna oleh enzim pencerna dalam perut manusia. Serat makanan juga dapat menurunkan kolesterol darah dan meningkatkan pengeluaran asam empedu melalui tinja. Selain itu bahan makanan sumber serat umumnya mengandung rendah kalori dan memberikan rasa kenyang. Bahan makanan sumber serat adalah kacang-kacang, tempe, sayuran, buah-buahan dan serealia.

Protein
Protein sangat dibutuhkan tubuh sebagai zat pembangunan. Selain itu protein juga berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah. Bahan makanan sumber protein berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan/nabati. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa protein nabati dapat mencegah hiperkolesterolemia apabila dibandingkan dengan protein hewani.
Di Indonesia sumber protein nabati seperti tempe, tahu, dan kacang-kacangan, sudah biasa digunakan sebagai lauk pauk. Oleh karena itu tidak sulit untuk meningkatkan konsumsi protein nabati dalam rangka meningkatkan kesehatan jantung.

Peranan Vitamin Terhadap Penyakit Jantung Koroner
Beberapa penelitian epidemiologi mengemukakan adanya peranan penting antioksidan seperti karoten, vitamin E, dan vitamin C terhadap penyakit jantung. Misalnya pada orang vegetarian ternyata kejadian penyakit jantung koroner dan kanker sangat rendah dibandingkan dengan yang bukan vegetarian. Konsumsi karoten, vitamin E dan C ternyata sangat tinggi pada kelompok vegetarir.
Oleh karena itu dianjurkan untuk mengkonsumsi bahan makanan kaya akan karoten, vitamin E dan C agar konsumsi vitamin tersebut optimal. Dengan demikian potensi perlindungan terhadap penyakit jantung koroner dan kanker dapat optimal. Bahan makanan sumber karoten dan vitamin E adalah sayuran buah-buahan berwarna hijau jingga dan kuning dan bahan makanan sumber vit.C adalah sayuran dan buah-buahan segar.

Aneka Ragam Makanan
Penganekaragaman makanan, bersama-sama dengan kecukupan zat-zat gizi dan energi yang tidak berlebihan, saat ini dianjurkan di mana-mana baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dikemukakan bahwa dengan meningkatkan keanekaragaman makanan, mungkin dapat menurunkan pengaruh toksik dari makanan. Makin bervariasi makanan yang dimakan, makin baik sifat melindungi terhadap penyakit jantung koroner.
Penelitian untuk menguji apakah aneka ragam makanan dapat melindungi terhadap risiko penyakit jantung koroner dilakukan terhadap 276 wanita-wanita Cina di Australia berumur >25 tahun. (4). Makin beraneka ragam makannya, ternyata kejadian penyakit jantung makin rendah, jadi keanekaragaman makanan dapat dijadikan sebagai ukuran dan pertimbangan dalam studi pencegahan penyakit jantung dan peningkatan upaya kesehatan.

Pengaturan Makanan
Mengatur makanan yang baik dapat mengurangi risiko terkena penyakit jantung. Makanan yang dianjurkan khususnya bagi yang sudah mempunyai faktor risiko, untuk pencegahan penyakit jantung adalah sebagai berikut : Makanan seimbang, beraneka ragam, mengurangi konsumsi lemak jenuh dan kolesterol, menambah konsumsi lemak tidak jenuh, banyak makan sayur dan buah-buahan sebagai sumber karoten, vit.E dan vit.C, mengurangi garam dan menambah konsumsi serat.