Laman

Rabu, 01 Juli 2009

Herpes genitalis, penyakit menular karena virus 'cinta'

Harian SURYA, 21 September 1992

HERPES genitalis merupakan penyakit menular karena hubungan seksual yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini kumat-kumatan dengan manifestasi pada daerah kelamin dan sekitarnya.
Penyakit ini sebagian dari penyakit herpes simpleks yang dapat menyerang manusia dengan cara penularan lewat hubungan kelamin, melalui jalan pernafasan atau secara kontak langsung, bahkan dengan melalui alat-alat yang dipakai penderita seperti gelas, handuk ataupun sabun.
Menurut dr Achmad Ghozali Soeparlan, dari Lab/UPF Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr Soetomo Surabaya, ini terjadi karena penyakit ini disebabkan oleh dua tipe virus yaitu herpes-simpleks-virus (HSV) tipe 1 dan tipe 2.
HSV tipe 1 menyebabkan kelainan di daerah mulut (bibir) dan sekitarnya, karenanya disebut herpes labialis, atau menyerang daerah di dalam mulut seperti gusi, tonsil dan disebut gingivostotamatitis, sedang penularannya melalui saluran pernafasan (droplet infections) atau melalui kontak langsung dengan kulit yang menderita sakit (misalnya dengan berciuman) atau dengan alat-alat yang dipakai.
HSV tipe 2 menyebabkan kelainan di daerah alat kelamin dan sekitarnya, karenanya disebut herpes genitalis dan penularannya biasanya melalui hubungan kelamin atau pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita herpes genetalis secara langsung sewaktu ia melalui jalan lahir yang menderita penyakit tersebut.
Mayoritas orang mengalami infeksi primer oleh HSV tipe 1 pada masa anak-anak, sedang infeksi dengan HSV tipe 2 terjadi umumnya pada permulaan umur duapuluhan. Infeksi dengan HSV tipe 2 ini berhubungan pula dengan peningkatan aktivitas seksual karenanya disebut juga 'virus cinta'.
Mereka yang pertama kali kemasukan virus hanya sekitar l persen yang menunjukkan gejala klinik, jadi sekitar 99 persen tidak tampak sakit, namun mengandung virus herpes simpleks di dalam tubuhnya. Mereka dengan jumlah 99 persen ini berada dalam keadaan laten disebut carier dan mempunyai kemampuan untuk menularkan virusnya pada orang yang sehat. Hal ini dimungkinkan karena virus tersebut dapat keluar dari tubuh tuan rumahnya melalui cairan yang keluar dari mata, mulut, kulit dan alat kelamin.

Gejala klinik
Setelah herpes simpleks tipe 2 masuk ke dalam tubuh seorang yang sehat, segera berkembang baik di tempat masuknya, kemudian masuk ke dalam kelenjar getah bening regional, selanjutnya masuk ke dalam aliran darah (pada masa ini ada kemungkinan penderita merasa demam, nyeri otot-otot, dan mengeluh sakit kepala) dan kemudian menuju ke dalam kulit atau selaput lendir dan memperbanyak diri lagi. Gambaran kulit yang tampak berupa timbulnya gelembung-gelembung kecil (vesikule) yang bergerombol berisi cairan bening di atas kulit yang kemerahan. Vesikule ini kemudian pecah menimbulkan luka yang semula dangkal dan nyeri. Secara bertahap luka ini menyembuh sempurna dalam waktu lebih kurang 18 hari.
Pada orang dewasa wanita kelainannya berupa vulvovaginitis juga uretritis sehingga menimbulkan keluhan nyeri sewaktu buang air kecil. Pada orang dewasa pria terjadi kelainan pada batang penis, luka pada gland penis atau pada preputium (kulit penutup gland) bagi mereka yang tidak disunat, juga uretritis yang sangat nyeri. Selain itu dapat pula terjadi kelainan kulit sekitar genitalia.
Salah satu sifat yang khas bagi virus tersebut adalah kemampuannya untuk memasuki keadaan subklinik yang disebut juga dengan keadaan laten dan berlokasi pada sistem saraf dalam ganglia (simpul saraf) dan timbul kembali dalam keadaan tertentu.
Setelah penyembuhan ini sewaktu-waktu penyakit ini akan kambuh, namun gejalanya biasanya lebih ringan dari pada infeksi yang pertama. Sebelum timbul vesikule mungkin didahului keluhan rasa nyeri pada daerah yang akan timbul vesikulenya, rasa nyeri dari tulang punggung sampai ke bokong bahkan sampai ke lutut. Beberapa hari kemudian baru timbul vesikule. Timbulnya kekambuhan ini pada daerah yang sama dengan sewaktu timbul pertama kali. Faktor pencetus kekambuhan dapat berupa kelelahan Fisik, stres mental bahkan dapat juga hubungan seksual. (tmt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar