Laman

Rabu, 01 Juli 2009

Kecelakaan yang terjadi di rumah belum serius mendapatkan perhatian

Oleh:
Dr Rudolf LS Pattiata
Kapuslitbang Yankes RI
SURYA, Selasa 15 September 1992 HALAMAN 11

PIHAK berwenang memperkirakan bahwa dari semua jenis kecelakaan, kecelakaan rumah merupakan jenis kecelakaan yang paling sering terjadi. Pada suatu seminar di tahun 1987, Departemen Kesehatan RI menyebut frekuensi antara 18,45 % (desa) dan 13,25 % (kota).
Bila diterapkan untuk seluruh penduduk Indonesia maka niscaya ratusan ribu, bahkan mungkin jutaan warga tiap tahunnya mendapat kecelakaan. Statistik Amerika Serikat mencatat empat hingga lima juta orang mengalami kecelakaan di rumah tiap tahun, dengan 25.000 hingga 30.000 kematian.
Pakar di Eropa menemukan bahwa frekuensi kecelakaan rumah tiga kali lebih besar dibanding kecelakaan lalu-lintas. Walaupun angka-angka itu terlihat sangat mengesankan namun realita menunjukkan bahwa tidak ada satu pihak pun mengetahui masalah secara rinci. Hal ini sangat merisaukan sebab bagaimana bisa ditanggulangi apabila masalahnya saja masih kabur?!
Memang benar masalah kecelakaan rumah masih sukar ditelusuri. Setidak-tidaknya ada dua persoalan besar yang dapat dikenal di sini, yaitu: persoalan kejadiannya (accident) dan persoalan akibatnya (injury).
Dua persoalan besar ini masing-masing dapat di analisis terpisah, namun pada akhirnya hasil analisa itu harus digabung kembali. Hanya dengan jalan ini akan dapat didekati masalah kecelakaan rumah yang demikian pelik itu.
Pada artikel lain akan kita kupas hubungan dan kaitan antara kejadian dan akibatnya (accident and injury) yang sangat penting untuk penanggulangan kecelakaan di rumah.
Mengapa sulit membuka tabir kecelakaan di rumah?
1. Kecelakaan rumah adalah kejadian intern keluarga. Biasanya anggota keluarga tidak terdorong untuk melihat kejadian itu dalam skala luas. Kalau kecelakaan itu ringan saja, untuk apa diperbincangkan? Semua orang toh pasti mengalaminya. Apabila luka yang terjadi itu ringan, maka ini dianggap wajar saja. Jadi kecelakaan yang ringan malahan bukan dianggap masalah.
2. Bagaimana dengan kecelakaan yang berat, atau pada kecelakaan yang menimbulkan maut? Di sini berlaku kaidah lain. Korban cepat diberi pertolongan, atau di bawa ke fasilitas medis. Dengan demikian masalah menyita seluruh perhatian, penyebab kejadian tidak dihiraukan. Pada kecelakaan fatal, orang bahkan akan lebih terdorong untuk tidak menyebar luaskan "masalah intern ini" ke dunia luar.
3. Spektrum kecelakaan rumah sangat kompleks, luas dan erat berkait dengan segi kehidupan keluarga serumah (bahkan terpaut pula dengan lingkungan RT/RW). Dengan demikian analisis susah memisahkan antara masalah utama dan masalah lain, antara faktor sebab dan faktor akibat, dan antara hal yang mempersulit dan hal yang memudahkan terjadinya kecelakaan. Kerumitan ini akan pula dibicarakan dalam artikel lain.
4. Kecelakaan rumah belum menjadi topik yang menarik bagi media massa. Kalau pun ada kasus kecelakan yang masuk koran, yang ditonjolkan biasanya aspek"beiitanya"(sensasi, dramatik, dsb). Kecelakaan rumah sebagai salah satu rubrik tetap masih belum ada, baik di dalam koran maupun dalam majalah atau mingguan. Ini berbeda sekali dengan kecelakaan lalu-lintas.
5. Dunia ilmiah (fakultas) dan lembaga pemerintah rasanya juga belum menganggap kecelakaan rumah sebagai sesuatu yang perlu disorot oleh para ahli. Namun bagian Public Health FKUI pada tahun 1955-1960 dan Depkes RI pada tahun 1987 sudah memulai beberapa survey dan kegiatan pengumpulan data mengenai masalah ini. Juga di luar negeri (WHO) masalah ini baru belakangan saja mulai diperbincangkan. Di dalam katalog terbitan WHO (1949-1975) hanya ada satu monograf yang khusus membicarakan kecelakaan di rumah (domestic accidents).
Demikian beberapa kendala yang menyebabkan bahwa masalah kecelakan rumah masih merupakan sesuatu yang tersamar. PMI merasa bahwa justru dalam menyongsong era tinggal landas masalah ini perlu lebih dikenal. Pembangunan Nasional diharapkan menghasilkan manusia Indonesia yang sehat seutuhnya. Kecelakaan di rumah adalah sesuatu yang rawan, apabila belum diketahui dengan pasti dampak negatifnya terhadap pembangunan keluarga dan pembangunan masyarakat. Oleh sebab itu tabir tersebut perlu disingkirkan. Artikel-artikel yang akan datang, akan berupaya menyingkap keadaan sebenarnya dari masalah kecelakaan di rumah. Semua itu tentu dengan tujuan mencegah kejadian itu atau mengurangi dampak negatifnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar