Laman

Rabu, 01 Juli 2009

Berbahaya menurunkan berat badan dengan sauna

Harian SURYA, 1 September 1992

KEGEMUKAN atau obesitas tidak lain adalah akibat penimbunan lemak yang berlebihan. Biangnya bisa dipastikan, karena konsumsi karbohidrat yang berlebihan, yang dalam proses selanjutnya akan berubah menjadi lemak.
Dalam batas normal, lemak ini digunakan sebagai cadangan energi. Kurangnya aktivitas fisik akan menyebabkan hormon pengurai lemak tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Faktor lain yang menyebabkan kegemukan adalah kelainan endokrin, namun demikian bisa juga karena faktor psikosomatik seperti stres, perasaan sedih yang mendalam.
Orang dikatakan gemuk, jika beratnya 20 persen di atas berat ideal atau lebih. Berat ideal adalah tinggi badan dikurangi 100 sedang sisanya dikurangi lagi sepuluh persennya.
Hanya saja harus diperhatikan, menurunkan berat badan tidak cukup hanya dengan diet. Olahraga ternyata juga memberikan pengaruh yang begitu besar. Bahkan cara ini merupakan cara paling efektif untuk menurunkan berat badan. Betapa tidak, dengan olahraga dalam waktu seminggu berat badan akan turun sekitar satu kilogram.
Sayangnya, orang sering beranggapan, olahraga akan menambah nafsu makan. Justru sebaliknya, orang yang tidak pernah olahraga atau berolahraga tidak sesuai ukuran, masukan makanannya jauh melebihi kebutuhan energinya.
Karenanya, dokter olahraga yang juga kolumnis di beberapa Surat kabar, dr Sadoso Sumosardjuno dalam seminar "Cara Sehat Menurunkan Berat Badan", yang diselenggarakan Majalah Intisari di Jakarta, Sabtu (29/8) menyarankan kombinasi keduanya.
Ia mengacu pada beberapa percobaan yang menunjukkan hasil cukup menggembirakan. Misal saja penelitian Oscai dan Holloszy terhadap kelompok atau grup yang melakukan diet dan grup yang melakukan latihan berenang (olahraga). Setelah 18 minggu penelitian, kelompok yang melakukan olahraga berhasil menurunkan lemak 78 persen, protein lima persen, mineral satu persen, air 16 persen. Sedangkan grup diet lemak 62 persen, protein 11 persen, mineral satu persen, air 26 persen.
Sebagai pembanding, grup yang tidak berolahraga dan makan bebas. Pada grup ini setelah 18 minggu percobaan terjadi penambahan berat: lemak 87 persen, air sepuluh persen.Yang jelas, kata Sadoso dengan olahraga protein tidak banyak hilang. "Hilangnya air terjadi pada yang memerlukan makanan, dan merasa lebih cepat berhasil dalam penurunan berat badan yang sebenarnya penurunan lemaknya kalah banyak dengan latihan olahraga," ujar Sadoso.

Berbahaya
Sadoso menyatakan, diet yang terlalu ketat berbahaya bagi kesehatan. Sebab, dengan diet ketatyanghilang bukan saja lemak, tapi juga air dan jaringan-jaringan lain yang diperlukan tubuh. Celakanya lagi, berat badan akan naik lagi setelah minum. Dan di tempat yang kehilangan jaringan tersebut akan terisi lemak.
"Tak ada cara yang cepat untuk menghilangkan lemak. Jangan menurunkan berat badan dengan masuk sauna, rollers atau cara- cara lain yang dapat menurunkan berat badan secara drastis," pesan Sadoso. Malahan Sadoso menilai, sauna merupakan cara penurunan berat badan yang berbahaya. Karena waktu berada dalam sauna temperatur badan kita naik, sehingga kita berkeringat, katanya. Tapi keringat tidak dapat menguap untuk menurunkan temperatur badan. Malahan dalam keadaan yang ekstrem hal ini dapat menyebabkan gangguan panas badan, misalnya stroke. "Karenanya sauna bukan tempat untuk menurunkan berat badan, tapi untuk menghilangkan capai secara cepat," katanya.
Menurut Sadoso, latihan senam (calisthenic) seperti sits-up, yang dianjurkan untuk mengurangi lemak perut kurang tepat. Sits-up hanya untuk mengencangkan atau menguatkan otot perut saja. Kegiatan ini kurang cocok untuk orang tua yang kesegaran jasmaninya kurang.
Dra Emma S Wirakusumah MSc, seorang ahli gizi yang turut berbicara dalam seminar itu mengatakan, keberhasilan program diet sangat tergantung pada disiplin penderita. Menurutnya, cara yang mudah tapi sulit dilakukan adalah mengatur pemasukan kalori ke dalam tubuh dengan cara membatasi atau membakar kelebihan kalori tubuh dengan meningkatkan aktivitas fisik ataupun mengkombinasikan keduanya.
Mengurangi masukan kalori, meningkatkan penggunaan energi atau kombinasi keduanya itulah yang termasuk cara ilmiah untuk menurunkan berat badan. Dari sudut pandang ilmu gizi, Emma mengatakan, pada prinsipnya diet dilakukan dengan membatasi makanan bersumber kalori: hidrat arang dan lemak, dengan tetap memperhatikan keseimbangan zat-zat gizi lain seperti protein, vitamin, mineral.
Orang yang gemuk mempunyai peluang lebih besar terhadap beberapa penyakit seperti darah tinggi, jantung koroner, diabetes mellitus (kencing manis). (rma)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar