Laman

Rabu, 01 Juli 2009

Seminggu sekali 'jajan' risiko terkena AIDS menjadi 24 persen

Harian SURYA, 14 April 1993

POLA penyebaran penyakit AIDS di dunia ada beberapa macam. Pola yang pertama adalah pola penyebaran Amerika Serikat dan Eropa. Penyebarannya melalui homoseksual dan pemakaian obat. Pola lain yang berbeda adalah pola penyebaran Afrika di mana penyebarannya melalui hubungan heteroseksual.
"Pola penyebaran yang ada di Indnonesia, nampaknya akan sama dengan pola Afrika," demikian dr Siti Pariani MSc PhD, dalam seminar sehari "Penanggulangan AIDS' yang dilaksanakan Depkes bekerja sama dengan FK Unair dan RSUD Dr Soetomo Surabaya, Kamis (8/4) bertempat di aula FK Unair.
Ia menyatakan bahwa Indonesia harus belajar dari kasus yang terjadi di Thailand. Pada tahun 1985 belum mencatat adanya penderita AIDS, tetapi pada tahun 1993, catatan terakhir menunjukkan jumlah penderita AIDS menjadi 600.000 orang. Pendataan yang dilakukan menunjukkan bahwa satu dari tiga WTS yang ada di Thailand sudah terjangkit virus maut HIV.
Catatan di Thailand menunjukkan:
* Jika seseorang berhubungan seks (dengan WTS) sekali hingga tiga kali dalam setahun, maka risiko terkena HIV adalah sebesar empat persen.
* Hubungan seksual 4-6 kali pertahun, risiko HIV meningkat menjadi 10 persen, terkena risiko penyakit seks menular seperti sipilis. GO sebesar 17 persen.
* Jika dilakukan tiap minggu, risiko terkena HIV menjadi 24 persen, terkena penyakit seks menular 48 persen.

Kenali risiko tinggi
Cara pencegahan yang paling efektif untuk penyakit AIDS adalah dengan cara vaksinasi. Sayangnya, hingga kini dunia kedokteran belum menemukan vaksin yang diperlukan umat manusia ini.
Penularan utama AIDS adalah melalui cairan tubuh seperti transfusi darah maupun cairan tubuh lainnya. Tetapi cara yang paling potensial adalah melalui hubungan seksual.
Hubungan seksual baik homoseksual maupun heteroseksual merupakan cara penularan yang umum dewasa ini. Sebab cara penularan lainnya seperti melalui transfusi darah sudah diawasi sedemikian ketat.
Berikut ini adalah aktifitas seksual yang aman, mempunyai risiko rendah dan risiko tinggi.

Aktifitas seks aman:
^ Ciuman sosial (drY kissing)
^ Memijat, memeluk, memegang, mengelus tubuh.
^ Masturbasi sendiri atau bersamaan.
Aktifitas berisiko rendah:
^ Ciuman mulut dengan mulut (deep kissing, French kissing)
^ Senggama vaginal dengan kondom
^ Fellatio interuptus (tanpa ejakulasi dalam mulut)
^ Senggama anal dengan kondom
^ Cunnilingus (kontak oral vaginal).
Aktifitas seks berisiko tinggi:
^ Senggama vaginal tanpa kondom
^ Senggama anal tanpa kondom
^ Fellatio dengan ejakulasi dalam mulut
^ Cunnilingus waktu menstruasi.
^ Kontak oral anal
^ Manual anal seks (memasukkan tangan dalam rektum). (rr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar