Laman

Rabu, 01 Juli 2009

Infeksi pada Usia Lanjut

Yang Ringan pun Bisa Berakibat Fatal
KOMPAS, MINGGU, 29 MARET 1992

KEWASPADAAN akan meningkatnya populasi usia lanjut, rupanya bukan saja belum terasa di kalangan masyarakat awam, bahkan di kalangan media pun, hal tersebut belum banyak disadari. Salah satu contoh adalah pada saat penyelenggaraan Simposium Infeksi oleh IDI cabang Semarang. Tampaknya semua bidang sudah diminta berbicara mengenai berbagai aspek infeksi pada masing-masing disiplin, kecuali pada usia lanjut. Untunglah dengan imbauan dari Ketua IDI Jawa Tengah, penyelenggara kemudian menambahkan satu topik lagi, yaitu tentang berbagai aspek penyakit infeksi pada usia lanjut.
Seperti kita ketahui bersama, pada usia lanjut akan terjadi penurunan secara fisiologi berbagai organ baik dari segi fungsi maupun anatominya. Hal ini menyebabkan, pada orang tua perjalanan berbagai penyakit seringkali tidak sama dengan apa yang terjadi pada usia dewasa muda.
Penyakit-penyakit pada mereka yang berusia lanjut biasanya multipel (banyak penyakit pada satu orang), gejala tidak khas, dan penyakit-penyakit tersebut saling berkaitan satu sama lain. Laporan Hadi Martono di Kongres Gerontologi Asia-Pasifik di Yokohama tahun 1991 yang lalu menyatakan, bahwa dari penderita di atas usia 80 tahun yang diamati di dua rumah sakit besar di Jawa Tengah, hanya sekitar 10 persen yang menderita hanya satu macam penyakit, sebagian terbesar menderita lebih dari tiga macam penyakit bersama-sama.
Penyakit-penyakit yang diderita usia lanjut tersebut seringkali tidak dikeluhkan oleh penderita, dan baru diketahui sewaktu pemeriksaan menyeluruh oleh dokter atau rumah sakit. Berbeda dengan penyakit-penyakit pada usia dewasa lain, pada usia lanjut terdapat kecenderungan timbulnya penyakit-penyakit yang bersifat kronis, degeneratif, dan menimbulkan kecacatan.
Sebagai akibat penurunan dan perubahan fungsi imunologis dan sistem tubuh yang lain, golongan usia lanjut juga lebih rentan terhadap berbagai jenis infeksi, baik akut maupun kronis. Budi Darmojo dan kawan-kawan yang mengadakan penelitian terhadap penderita usia lanjut di Rumah Sakit dr Kariadi dan Rumah Sakit Elisabeth selama beberapa tahun mendapatkan bahwa walaupun kekerapan penyakit degeneratif (penyakit jantung, hipertensi, diabetes, kanker, stroke, dan lain-lain) tampak meningkat, penyakit infeksi masih menduduki tempat kedua, bahkan pada tahun 1988 kembali ke peringkat pertama sebagai penyakit utama para penderita lanjut usia (di atas 60 tahun).

Urutan penyakit
Dalam skema ditunjukkan bahwa karena infeksi virus ringan di saluran napas dan seperti diketahui pada usia lanjut terhadap penurunan fungsi imun, maka timbul komplikasi infeksi (biasanya bakterial) di paru atau rongga dada. Infeksi ini dapat berlanjut menyebabkan penurunan kesadaran, yang kemudian bisa berakibat imobilitas dan/atau jatuh.
Penurunan kesadaran atau imobilitas di lain pihak akan berakibat buang air besar/kecil di tempat tidur yang selanjutnya menyebabkan iritasi dan infeksi kulit sehingga terjadi luka (dekubitus = pressure sores). Dekubitus juga dapat diakibatkan karena penderita dengan kesadaran menurun, berbaring lama di tempat tidur. Dekubitus yang tak mendapatkan pengobatan dengan baik akan menimbulkan berbagai komplikasi yang berakibat kematian.
Jalur komplikasi lain diperlihatkan dalam skema, menunjukkan bahwa infeksi ringan dapat menyebabkan gangguan jantung (iskemik atau gangguan kondisi jantung) yang selama ini tersembunyi, menjadi' tampak dalam bentuk terjadinya gangguan irama (fibrilasi atrium) dan akhirnya gagal jantung. Gagal jantung akan menyebabkan penurunan kesadaran, jatuh/imobilitas, atau bahkan kematian.
Jatuh/imobilitas tadi akan mungkin berakibat terjadinya patah tulang paha atau sumbatan di pembuluh darah paru atau otak oleh pembekuan darah lemak yang mengakibatkan kematian.
Akibat berat lain adalah terjadinya kecacatan permanen yang disebabkan oleh kekakuan tulang dan sendi (kontraktur) atau dekubitus yang luas.
Dari pembicaraan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa semua golongan masyarakat harus bersiap dan waspada akan terjadinya peningkatan golongan usia lanjut di Indonesia.
Penyakit pada golongan usia lanjut tidak sama, baik perjalanan penyakit, gejala maupun penanganannya dengan golongan usia dewasa yang lain, oleh karenanya perlu mulai dipikirkan pendidikan spesialisasi geriatri (kesehatan usia lanjut) di Indonesia. ***
* Hadi-Marlono, staf subbagian Geriatri, UPF/Lab. Ilmu Penyakit Dalam, FK Undip — RS dr Kariadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar