Laman

Kamis, 05 November 2009

Hepatitis Virus B Pada Kehamilan

Harian SUARA KARYA, 21 September 1989

Hepatitis adalah suatu radang pada hati (hepar), di mana penyebabnya dapat karena zat-zat racun, obat-obatan, bakteri, maupun virus. Dari beberapa penyebab di atas, hepatitis karena virus (terutama virus B) yang menonjol akhir-akhir ini. Hepatitis virus terutama Hepatitis virus B memerlukan perhatian lebih karena selain menular, perjalanan penyakitnya dapat menjadi menahun (khronis) dan hepatitis virus B dapat berkembang menjadi Cirrhosis maupun Carcinoma hepatocellulair. Selain itu dapat menjadi pengidap (carrier), terutama hepatitis virus B penderita ini menjadi sumber penularan yang tidak disangka dan bila pada wanita hamil maka bayi yang dilahirkan dapat tertular. Juga dapat berkembang menjadi hepatitis fulminan yang sangat ditakuti karena menyebabkan kematian yang tinggi. Menurut WHO (1983) dilaporkan untuk hepatitis B tahun 1983 di seluruh dunia tercatat 170 juta pengidap virus Hepatitis B.
Hepatitis virus pada kehamilan Trimester I dan II mempunyai tanda dan gejala yang sama dengan hepatitis virus pada wanita tidak hamil. Tetapi pada hamil Trimester III hepatitis menjadi lebih berat dan kejadian hepatitis fulminan meningkat disertai kematian yang tinggi. Ini terjadi karena, kekurangan protein pada kehamilan Trimester III. Hepatitis pada kehamilan menaikkan kejadian persalinan kurang bulan dan kematian janin, serta menaikkan kematian ibu.
Komplikasi lain adalah terjadinya pendarahan pasca persalinan karena gangguan faktor penggumpalan darah. Hepatitis virus dapat ditularkan pada janin segera setelah lahir dan dalam kandungan walaupun kejadiannya kecil. Hal ini dapat menyebabkan pengidap pada bayi yang dilahirkan dan dapat berkembang menjadi Hepatitis khronik, Carcinoma hepar maupun Cirrhosis.

Penularan Penyakit Hepatitis Virus B
Dahulu infeksi virus Hepatitis B diduga hanya dapat ditularkan dengan pemindahan serum yang infeksius lewat kulit/suntikan. Oleh karena itu penyakit ini disebut Hepatitis serum. Ternyata sekarang terbukti bahwa infeksi virus Hepatitis B dapat ditularkan lewat kulit maupun bukan lewat kulit.
I. Penularan Lewat Kulit
Yang perlu ditekankan di sini virus Hepatitis B tidak dapat menembus kulit yang utuh, sedangkan infeksi dapat terjadi bila:
a. Kulit tertembus oleh tusukan jarum atau alat-alat lain yang tercemar bahan infeksius.
b. Kontak antara bahan yang infeksius dengan kulit yang mengalami kerusakan.
Cara penularan lewat tusukan yang jelas adalah meliputi suntikan, transfusi darah, operasi, tusuk jarum, pembuatan tatoo, hemodialisis, dan meliputi gigitan serangga pengisap darah.
Cara penularan tanpa tusukan kulit yang jelas adalah melalui lesi atau kelainan kulit yang dapat berbentuk goresan atau abrasi atau keradangan pada kulit. Yang kemudian mengalami kontak dengan bahan infeksius.
II. Penularan Melalui Mukosa (Selaput Lendir)
Menurut Francis DP dkk (1981) bahwa mukosa yang dapat menjadi tempat masuknya kuman/virus adalah mukosa mulut, mata, hidung, saluran makanan bagian bawah dan alat kelamin. Salah satu cara penularan melalui mukosa yang sering terjadi adalah melalui hubungan kelamin.
III. Penularan Pada Bayi
Cara penularan ini yaitu penularan virus Hepatitis B dari ibu hamil kepada anak yang dikandungnya yang terjadi sebelum persalinan, pada saat persalinan atau segera setelah persalinan. Cara penularan ini dapat terjadi pada ibu hamil dengan infeksi Hepatitis B akut, terutama pada trimester terakhir, tetapi dapat pula terjadi pada ibu hamil pengidap HBsAg.
Adapun mekanisme penularan pada bayi ada beberapa macam:
a. Penularan melewati tali pusat/plasenta.
b. Penularan dengan cara kontaminasi darah ibu selama persalinan.
c. Penularan dengan cara fecal oral selama nifas atau awal pasca persalinan.
d. Penularan melalui air susu ibu.

Keadaan Hati Pada Kehamilan
Pada kehamilan sehat, hati tidak mengalami perubahan secara anatomis. Tetapi terjadi perubahan faal dari hati. Perubahan faal tersebut antara lain pada fungsi ekskresi sehingga terjadi cholestasis ringan dan penurunan sintesa protein. Selain itu juga terjadi perubahan mikroskopis pada hati meskipun tidaklah khas.
Pada Hepatitis virus B fakta-fakta yang ada memberi kesan bahwa kelainan hati oleh karena reaksi imunologis dari tubuh penderita terhadap sel-sel hati yang terinfeksi virus Hepatitis B. Puncak reaksi imunologis dengan terjadinya kematian (nekrosis) sel-sel hati, bila reaksi imunologis tersebut tidak ada justru akan terjadi pengidap sehat yang mempunyai kemampuan menularkan kepada orang lain.
Pada kehamilan perjalanan penyakit infeksi Hepatitis virus tidak berbeda dengan wanita tidak hamil. Juga semua jenis virus Hepatitis dapat menginfeksi wanita hamil, tetapi dikatakan pada kehamilan infeksi virus Hepatitis B lebih sering. Hepatitis virus akut yang terjadi pada trimester pertama dan kedua tanda dan gejala tidak berbeda dengan Hepatitis virus pada wanita tidak hamil. Tetapi infeksi pada trimester III memberikan tanda dan gejala yang lebih berat bahkan sering menyebabkan Hepatitis fulminan dengan kematian yang tinggi. Beratnya hepatitis virus pada trimester ketiga banyak yang mengatakan disebabkan karena malnutrisi khususnya defisiensi protein.

Pencegahan
Untuk pencegahan Hepatitis virus dikenal beberapa macam cara yaitu mencegah kontak dan imunisasi. Mencegah atau mengurangi penularan virus Hepatitis antara lain dengan cara:
a. Memperbaiki higiene dan sanitasi.
b. Penyaringan donor darah.
c. Sterilisasi alat-alat kedokteran yang kena virus Hepatitis.
d. Mencegah kontak intim dengan penderita atau pengidap.
e. Mencegah kontak dengan barang-barang yang infeksius.
Imunisasi yang terkenal saat ini adalah imunisasi aktif dengan menggunakan vaksin. Vaksin yang telah dipakai secara luas dan aman adalah vaksin untuk Hepatitis virus B sedangkan untuk Hepatitis virus yang lain belum ditemukan vaksinnya. Imunisasi aktif ini dimaksudkan untuk pencegahan bila masuknya virus dalam tubuh belum terjadi ("pre exposure"). Vaksin diberikan secara suntikan intramuskuler pada otot lengan atas (Deltoid) sebanyak tiga kali, dimana suntikan kedua diberikan satu bulan setelah suntikan pertama dan suntikan ketiga diberikan enam bulan setelah suntikan pertama.
Daya perlindungan dari vaksinasi timbul setelah terbentuk antibodi (anti-HBs). Antibodi ini mencapai kadar yang cukup tinggi setelah suntikan ketiga. Kadar akan menurun pada tahun berikutnya tetapi tidak menghilang dan akan naik lagi bila ada infeksi secara alamiah. Imunisasi ulangan diberikan sesudah lima tahun dan bila memang diperlukan.
Hepatitis virus pada kehamilan mempunyai kecenderungan menjadi lebih berat daripada penderita lain sehingga perlu perawatan di rumah sakit.
Menyusui bayi (pemberian air susu ibu) sebaiknya dihindari karena dapat terjadi penularan pada bayi yang disusui.
Hepatitis virus pada kehamilan tidak merupakan indikasi untuk terminasi kehamilan. Akan tetapi bila terjadi kegagalan hati berat (adanya ascites, perdarahan atau coma hepaticum) maka dianjurkan untuk terminasi kehamilan.
(Drs.Med Boedi Siswantoro)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar