Laman

Rabu, 24 Februari 2010

Tanda-tanda Anak yang Menderita Kekurangan Gizi (Malnutrisi)

Oleh: Wiwiek Darminto
Mingguan MIMBAR KARYA, 8 Juli 1990

Penyakit kekurangan gizi banyak terdapat pada anak-anak di negara-negara berkembang. Faktor utama penyebabnya adalah karena anak-anak kurang mendapat makanan yang cukup mengandung protein. Ada beberapa hal yang menyebabkan anak-anak kurang mendapat makanan yang cukup protein.
1. Karena kondisi sosial ekonomi yang rendah (kemiskinan).
2. Karena kurangnya pengetahuan tentang ilmu gizi dan makanan.
3. Karena kepercayaan yang salah turun temurun tentang pantangan beberapa jenis makanan yang justru sangat berguna bagi kesehatan.
Kalau penyebabnya adalah kemiskinan, keadaan kekurangan gizi (malnutrisi) hanya bisa diatasi dengan membantu mereka mengubah keadaan sosial mereka menjadi lebih baik, dengan ditambah penerangan mengenai kebersihan, kesehatan dan penyuluhan tentang makanan sehat. Sedangkan kalau penyebabnya adalah karena kurangnya pengetahuan tentang ilmu gizi dan makanan sehat, penanggulangannya sebenarnya lebih mudah. Mungkin keadaan sosial mereka cukup baik. Makanan atau bahan makanan di sekitar tempat menunjang untuk persyaratan hidup sehat.
Tetapi sayang banyak di antara orang-orang tua di situ kurang memiliki pengetahuan yang baik tentang kegunaan makanan itu bagi kesehatan. Mereka hanya menyajikan makanan itu-itu saja setiap hari, tanpa ada variasi yang seimbang dalam menu keluarga. Sedangkan untuk memenuhi menu empat sehat lima sempurna, makanan sehari-hari haruslah mengandung semua unsur yang dibutuhkan oleh tubuh. Makanan harus mengandung cukup karbohidrat (terdapat dalam tepung-tepungan, nasi, gula dan lain-lain). Juga harus cukup mengandung protein (hewani maupun nabati) yang banyak terdapat dalam telur, daging, ikan, kacang-kacangan dan lain-lain. Makanan juga harus cukup mengandung bermacam-macam vitamin yang banyak terdapat dalam sayuran dan buah-buahan berwarna.
Sebagai pelengkap alangkah lebih baiknya apabila susu bisa ditambahkan dalam menu sehari-hari.
Makanan bergizi tidak selalu identik dengan makanan yang mahal. Banyak makanan bernilai sosial rendah yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Tempe dan tahu dalam jumlah tertentu dapat menggantikan daging yang relatif mahal. Sayuran berwarna hijau mengandung zat besi dengan kadar yang cukup tinggi, sedang harganya relatif murah. Ikan pun tidak harus kakap atau gurameh yang mahal. Ikan teri, ikan asin, udang rebon tak kalah nilai gizinya dengan ikan bandeng atau kakap.
Dengan adanya menu seimbang yang teratur setiap hari, maka kebutuhan tubuh akan gizi akan terpenuhi, terutama bagi anak-anak yang sedang tumbuh.
Ada dua macam penyakit kekurangan gizi pada anak, yaitu malnutrisi basah dan malnutrisi kering.
Malnutrisi basah disebabkan anak kurang mendapatkan protein. Anak tidak cukup mendapatkan makanan yang mengandung zat-zat pembentuk jaringan tubuh, misalnya protein hewani yang terdapat dalam ikan, daging, susu, kacang-kacangan dan lain-lain. Ia hanya banyak mendapat makanan yang mengandung banyak karbohidrat (zat penambah tenaga). Ia terlalu banyak mendapat makanan manis-manis seperti coklat, kue-kue bergula, mie tanpa bakso atau ayam dan lain-lain. Memang kelhatannyaa ia gemuk, tetapi jaringan otot-ototnya kurus dan lemah. Bahkan nafsu makannya pun berkurang karena terlalu banyak manis-manis. Sehingga ia tak lebih dari seonggok tulang yang dibalut kulit yang cuma berisi air saja. Anak yang demikian harus lebih banyak mendapat makanan yang kaya protein. Anak ini disebut menderita malnutrisi basah, atau sering disebut dengan beri-beri basah.
Malnutrisi basah sering muncul sebagai akibat dari mencret atau penyakit infeksi lainnya. Juga paling sering terdapat pada bayi yang baru lepas menyusu dari ibunya, tetapi tidak disambung dengan susu pengganti ASI. Mereka hanya mendapat makanan dari tepung beras, jagung, gula, tanpa mendapat makanan yang kaya protein.
Malnutrisi juga banyak disebabkan karena orangtua terlalu banyak berpantang dalam memberikan makanan tertentu kepada anak. Misalnya ada sementara orang yang melarang memberikan ikan pada anak-anak, karena takut cacingan.
Padahal justru ikan adalah makanan yang sangat kaya protein. Sebaliknya, seorang anak yang cukup banyak mendapatkan protein, tetapi kurang mendapat makanan pemberi tenaga (karbohidrat), iapun lambat laun akan menderita malnutrisi. Sebab protein yang dibutuhkan untuk pembentuk jaringan terpaksa dibakar atau diolah menjadi zat penambah tenaga. Jadi jelas, makanan haruslah selalu seimbang dalam jumlah protein, kalori dan vitamin, agar tubuh selalu mendapat suplai yang cukup bagi kebutuhannya sehari-hari mengetahui tanda-tanda anak yang menderita malnutrisi?

Penderita malnutrisi basah:
- Pertumbuhan anak berhenti. Timbangannya selama beberapa bulan berturut-turut tidak naik.
- Muka bengkak dan pucat.
- Rambut tipis, merah seperti rambut jagung.
- Kulit sakit dan mengelupas
- Lengan dan kaki bengkak
- Lengan atas kurus
- Otot lemah.

Penderita malnutrisi kering:
- Disebabkan karena kelaparan.
- Karena tidak terdapatnya vitamin dan mineral tertentu dalam makanannya, misalnya : kekurangan vitamin A yang banyak terdapat dalam sayuran dan buah-buahan berwarna.
- Tidak pernah minum susu dan jarang terkena sinar matahari (vitamin D).
- Tidak cukup mendapat makanan yang mengandung zat besi, seperti telur, daging dan sayuran berwarna gelap. Akibatnya anak bisa menderita anemia.

Tanda-tanda penderita Malnutrisi kering:
- Muka kurus dan pucat
- Tulang iga menonjol
- Tulang tangan dan atau kaki membengkok (rachitis)
- Mata kering serta menderita rabun senja (Bisa menjadi buta).
- Lutut membesar
- Tungkai membentuk busur
- Perut buncit
Untuk menghindarkan penyakit Malnutrisi, orangtua harus betul-betul memperhatikan makanan yang dimakan anaknya. Lebih baik membelikan beberapa butir telur bagi mereka daripada membelikan soft drink dan gula-gula. Anak harus selalu mendapatkan makanan selingan yang bermutu di antara waktu makan mereka. Menambahkan beberapa tetes minyak goreng pada makanan anak akan membantunya mendapat tambahan vitamin A dan D. Kacang, buncis, kedelai, wijen, adalah makanan merah yang mendapat menggantikan telur dan daging yang mahal harganya.

Yang Perlu Diperhatikan
Di atas usia 1 tahun, setiap anak yang besar lingkar tangan atasnya kurang dari 13 cm anak tersebut dikatakan menderita kekurangan makanan, tidak peduli betapapun gemuknya wajah, kaki dan tangannya. Kurang dari 12 cm anak dikategorikan menderita kekurangan makanan yang cukup berat. Ia adalah penderita Malnutrisi yang serius. Segeralah bawa ke dokter.
Untuk mengetahui perkembangan kesehatan anak-anak harus ditimbang secara teratur setiap bulan. 3 bulan berturut-turut anak tidak naik timbangannya, berarti anak itu sakit, walaupun kelihatannya sehat, kartu menuju sehat dari Posyandu akan bercerita banyak tentang perkembangan anak melalui jalur-jalur grafik.
Titik Grafik jatuh di kolom hijau: Kesehatan anak baik. Jatuh di kolom kuning, orang tua harus waspada. Mungkin ia lalai. Jatuh di kolom merah: Jangan tinggal diam segera berkonsultasi dengan bidan atau dokter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar