Laman

Rabu, 24 Februari 2010

Mengenal tumor otak

Oleh: dr Wijoto, Bagian Penyakit Saraf FK Unair/RSUD Dr Soetomo Surabaya
Harian Surya, 4 Agustus 1991

MARDI sehari-hari dikenal sebagai pemuda yang cerdas, pandai bergaul serta cukup berprestasi. Tetapi akhir-akhir ini, ia sering mengeluh sakit kepala dan kadang-kadang mual. Karena kesibukannya, keluhan itu kurang diperhatikan. Ia hanya mengandalkan obat-obatan yang dibelinya di warung obat.
Tapi, keluhan sakit kepala dirasakan semakin hebat bahkan sering disertai muntah yang hebat dan penglihatan menjadi agak kabur serta kadang menjadi dobel. Sewaktu Mardi sedang bekerja, mendadak mengalami kejang, kemudian oleh keluarganya dibawa ke rumah sakit. Berdasarkan pemeriksaan dokter, Mardi dinyatakan menderita tumor otak.
Apa yang dialami Mardi, merupakan salah satu gambaran keluhan dan gejala yang dialami oleh penderita tumor otak. Banyak penderita dengan tumor otak yang keluhannya tidak sejelas Mardi.
Mendengar kata tumor, hampir setiap orang merasa ketakutan bahkan ada yang menganggap menuju jalan kematian. Tumor adalah suatu benjolan pada tubuh, akibat adanya pertumbuhan/penambahan jaringan tubuh tertentu, yang pada keadaan normal tidak ada. Pengertian tumor sering disamakan dengan kanker, padahal tidak selamanya benar. Dilihat dari segi keganasannya, tumor dibedakan atas dua golongan yakni:
- Tumor ganas (maligna), ialah tumor yang mempunyai sifat selain dapat merusak daerah sekitarnya, juga dapat memberikan anak sebar ke tempat yang jauh dari tumor induknya (metastate). Kanker termasuk golongan ini.
- Tumor jinak (benigna), golongan tumor yang tidak memberikan anak sebar ke tempat jauh tetapi akibat yang diderita oleh penderita adalah karena besarnya tumor sehingga menekan dan merusak daerah disekitarnya.

Tumor otak
Secara umum, tumor otak adalah semua tumor yang terdapat pada rongga tengkorak. Rongga tengkorak terbagi beberapa ruangan sebagai berikut:
- Terbagi menjadi dua bagian yaitu kanan dan kiri oleh selaput yang tebal yang memisahkan belahan otak sebelah kanan dan kiri.
- Terbagi menjadi tiga rongga/fossa yaitu depan, tengah, dan belakang. Antara rongga tengah dengan rongga belakang dibatasi selaput tebal yang berbentuk cincin yang kuat. Otak terbungkus selaput yang terdiri dari tiga lapis. Lapisan luar adalah yang paling tebal, dan sekat-sekat antara otak tersebut dibentuk oleh selaput ini. Rongga belakang berisi otak kecil dan batang otak.

Pembagian ini penting karena tumor yang terletak pada ruangan yang satu tidak sama gejalanya dengan pada ruangan lainnya, sehingga dengan melihat kelainan yang ada pada penderita, dapat diperkirakan letak tumornya. Juga sangat penting untuk keperluan tindakan pembedahan/operasi oleh dokter ahli bedah saraf.

Meningkat
Angka kejadian tumor otak ini dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Kasus tumor otak merupakan kasus ketiga terbanyak yang dirawat di bagian penyakit saraf dengan kelainan otak, setelah penderita gangguan pembuluh darah dan infeksi otak. Sedangkan antara laki dan perempuan tidak mempunyai perbedaan yang berarti.
Tanda maupun gejala klinis dari tumor otak tergantung dari letak tumornya, jenis tumornya, usia dan keadaan umum dari penderita. Hal ini berkaitan dengan struktur apa yang terkena penekanan langsung dari tumor tersebut yang dikenal dengan mass effect misalnya adanya pembengkakan di daerah di sekitar tumor.
Misalnya, tumor yang berada pada rongga belakang dan banyak saraf otak menyebabkan penderita tuli, sulit menelan, muka menceng dan lain-lain. Keadaannya lebih jelek karena sering menimbulkan penyumbatan aliran cairan otak yang dikenal dengan istilah hidrosefalus, yang bila tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian dari penderita.
Pada umumnya, penderita dengan tumor otak akan mengalami gejala seperti yang dialami Mardi yaitu:
• Sakit kepala
Sekitar 35-70 persen penderita dengan tumor otak menderita sakit kepala. Sakit kepala kadang sangat hebat tetapi kadang hanya ringan saja, tapi semakin lama semakin hebat sesuai dengan perkembangan tumornya. Hebatnya sakit kepala pada daerah tertentu di kepala seringkali dapat menggambarkan letak tumornya.
Nyeri kepala sering kali hebat waktu bangun tidur dan akan berkurang setelah melakukan kegiatan, demikian juga sakit kepala akan bertambah hebat bila penderita batuk atau mengejan.
Timbulnya sakit kepala ini karena adanya peregangan selaput otak dan atau tarikan dari pembuluh darah.
• Mual atau muntah
Kira-kira 50-75 persen dari pasien tumor otak mengalami mual atau muntah. Muntah biasanya keluar dengan keras dan tanpa rangsangan (muntah proyektil).
• Mumet atau vertigo
Tidak banyak penderita tumor otak yang menderita mumet, ini sering terjadi bila letak tumor pada rongga belakang. Penderita merasa sekitarnya berputar, sebagaimana yang dialami orang mabuk kendaraan.
• Gangguan penglihatan
Sering dikeluhkan penderita tumor dan keluhan dini yang sering menyebabkan penderita pergi ke dokter. Gangguan penglihatan dapat berupa:
- Penglihatan kabur karena adanya penekanan pada saraf penglihatan. Bila penekanan hebat dan dalam waktu lama, penderita akan menjadi buta.
- Penglihatan dobel karena adanya kelemahan pada otot yang menggerakkan bola mata, sehingga penderita menjadi juling.

• Kelemahan anggota badan
Terjadi bila tumor mengenai pusat atau jaras saraf untuk anggota gerak. Adanya kelemahan ini dapat menggambarkan letak tumornya. Misalnya lemah anggota badan sebelah kanan maka letak tumor berada pada otak sebelah kiri.
• Kejang
Kejang biasanya hanya setempat (kejang fokal) misalnya tangan atau kaki, tetapi bisa seluruh tubuh (kejang umum), atau diawali kejang setempat kemudian menjadi kejang seluruh tubuh. Sebagaimana kelemahan anggota gerak, tempat kejang juga dapat menggambarkan letak tumornya.
Gejala kejang ini diderita oleh sekitar 26 persen dari penderita dengan tumor otak. Meskipun demikian, dokter akan menduga seseorang menderita tumor otak, jika pada seorang dewasa yang sebelumnya tidak pernah kejang, kemudian sering mengalami kejang terutama kejang setempat.
• Mengantuk/apatis
Gejala ini merupakan gejala yang khas dari penderita tumor otak. Penderita nampak mengantuk, tidak bergairah, sulit konsentrasi, sering lupa, acuh tak acuh, bahkan kadang kebingungan. Apabila keadaan berat, kesadaran penderita dapat menurun sampai tidak sadar.
• Lain-lain
Tergantung letak tumornya, misalnya bila tumor terletak di daerah rongga depan, akan terjadi gangguan tingkah laku, penderita marah, ngomel, kadang tingkah laku asosial, sehingga karena kelainan ini sering penderita di rawat pada bagian jiwa.
Juga bila tumor tumbuh pada kelenjar hipofisis pada penderita yang masih dalam masa pertumbuhan, dapat mengakibatkan tumbuh raksasa yang dikenal dengan gigantisme (seperti Ny Mulia, Rubiatin dan Sumaidah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar