Laman

Rabu, 24 Februari 2010

Sindroma Prahaid, Kelainan Yang Dianggap Lumrah

Oleh: Drs. Med. Boedi Siswantoro
Harian SUARA KARYA, 23 Nopember 1989

Haid bagi wanita merupakan suatu peristiwa wajar yang dialami setiap bulan, karena begitu wajarnya maka bagi wanita pada usia haid tetapi ternyata tidak haid (selain hamil dan menyusui) akan menimbulkan perasaan tidak enak, seakan-akan perannya sebagai wanita masih dirasakan kurang.
Ada masa yang penuh liku-liku sebelum terjadinya haid. Bagi kebanyakan wanita dianggap sebagai peristiwa lumrah dan tidak dirasakan, dianggap bukan suatu kelainan karena masih ada hubungannya dengan haid. Sebenarnya masa 1 sampai 2 minggu sebelum haid perlu mendapat perhatian khusus.
Ada seorang ibu menceritakan setiap mau haid merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Kepala pusing, perasaan mudah tersinggung, cepat marah, lemah tak bertenaga, kurang dapat berkonsentrasi, mual, bengkak pada
dua kakinya, rasa pegal pada panggul, pembesaran dan nyeri pada payudara dan pegal-pegal pada persendian, ditambah lagi muka berjerawat. Keluhan ini timbul berulang setiap 2 minggu menjelang haid dan segera menghilang saat haid datang. Gejala-gejala tersebut dianggapnya sebagai hal yang biasa karena, tidak terlalu mengganggu kegiatan sehari-hari.
Gejala-gejala yang dikeluhkan ibu di atas merupakan kumpulan gejala (Sindroma) prahaid. Menurut Jones HW dan Jones GS (1981), gejala-gejala prahaid menimpa kurang lebih 40% dari semua wanita yang mempunyai sjklus haid. Llewellyn (1986) mendapatkan 40 dari wanita yang mempunyai siklus haid mengalami sindroma prahaid.
Dengan adanya ketegangan mental, depresi, mudah tersinggung dan kecemasan selama masa prahaid, sering menimbulkan gangguan dalam hubungan antar pribadi (baik dengan keluarga maupun dengan tetangga), mengalami kecelakaan lalu lintas, melakukan kesalahan serta menurunkan kemampuan dan prestasi bagi wanita pekerja.
Kasus sindroma prahaid sering dijumpai di negara yang sudah maju terutama di negara-negara barat. Sedangkan di negara-negara sedang berkembang belum banyak dijumpai, karena gejala-gejala prahaid ini sangat jarang dikeluhkan oleh wanita selama siklus haidnya. Namun demikian hal ini perlu untuk diketahui kaum wanita mengingat akibat yang ditimbulkannya cukup mengagetkan.
Setiap datang masa prahaid, bagi wanita penderita sindroma prahaid mengalami saat-saat yang tidak menyenangkan. Adanya gejala-gejala yang menyertai siklus haid ini memberikan pengaruh tertentu terhadap kesehatan dan perilaku wanita tersebut. Selama hari-hari tersebut, para penderita mempunyai kecenderungan mengalami kecelakaan lalu lintas, melakukan kesalahan-kesalahan, dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Pada wanita yang bekerja dalam suatu industri, mengalami penurunan kemampuan dan prestasi kerja, bahkan mempunyai kecenderungan tidak masuk kerja selama mengalami gejala-gejala prahaid.
Dalam masa prahaid, sebagian besar penderita mengalami gangguan ringan, yang tidak menimbulkan halangan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Pada gangguan yang ringan ini, penderita menerima gejala-gejala tersebut sebagai manifestasi normal dari haid. Sedangkan tipe yang berat, selama prahaid dapat mengarah pada keadaan psikotik dengan perubahan kepribadian dan ledakan-ledakan emosional yang akan menyulitkan keluarga wanita bersangkutan karena bisa terjadi pertengkaran. Hal ini akan menyebabkan memburuknya hubungan antarpribadi.
Gejala-gejala seperti yang dikeluhkan seorang ibu di atas merupakan kumpulan keluhan dari penderita sindroma prahaid, tetapi tidak setiap penderita mengalami semua gejala. Gejala-gejala prahaid sangat bervariasi di antara seorang penderita dengan penderita lain, tetapi gejala - gejala tersebut bersifat berulang pada saat menjelang haid dari satu siklus ke siklus berikutnya.

Terjadinya Sindroma Prahaid
Banyak ahli yang mengajukan beberapa teori tentang terjadinya Sindroma prahaid, yang dapat disimpulkan menjadi dua bagian yaitu karena pengaruh hormonal dan karena faktor psikis. Terjadinya sindroma prahaid pada umumnya berkaitan dengan faktor-faktor psikologi dan psikososial. Adanya konflik yang tidak dapat diselesaikan, stres terhadap situasi lingkungan dan masalah dalam keluarga sering menjadi penyebabnya.
Juga tipe kepribadian psikotis yang didukung stres lingkungan berperanan penting dalam perkembangan gejala-gejala prahaid. Adapun yang lebih mudah menderita sindroma prahaid, ialah wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haidnya dan terhadap faktor-faktor psikologis.

Pengobatan
Langkah awal pengobatan yang paling penting ialah mengoreksi faktor-faktor lingkungan yang mungkin menjadi penyebabnya, dengan memberikan kesempatan penderita tersebut untuk menceritakan persoalan-persoalannya. Pendekatan psikologis amat penting pada penderita sindroma prahaid ini untuk menjelaskan dan meyakinkan bahwa gejala-gejalanya dapat diatasi.
Pengobatan sindroma prahaid bersifat simptomatis dan tidak khas. Pada wanita yang mengalami ketegangan, pada umumnya pengobatan relaksasi akan dapat membantu mengurangi gejalanya. Yang penting disini adalah beberapa penderita mungkin cocok dengan salah satu jenis pengobatan, sedangkan pengobatan tersebut tidak cocok untuk penderita yang lain. Hal ini disebabkan oleh karena gejala-gejalanya sangat bervariasi pada masing-masing penderita.
Sudah waktunya untuk kaum wanita mengetahui keadaan yang menimpa pada masa-masa menjelang haid agar keserasian, kebahagiaan dalam keluarga tidak terganggu oleh adanya gejala-gejala prahaid yang tidak mengenakkan. Juga untuk meningkatkan produktivitas kerja selama masa-masa menjelang haid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar