Laman

Sabtu, 19 Juni 2010

Mendeteksi Karsinogenik

Mendeteksi Karsinogenik
Oleh
M. Denny Fardhan
Mingguan MIMBAR KARYA, Minggu IV Juni 1996
Istilah Karsinogenik semakin sering kita dengar, dan biasanya ini dihubungkan dengan berbagai macam zat kimia. Zat-zat kimia tertentu memang dapat menyebabkan atau merangsang timbulnya kanker, tapi jangan gegabah menganggap semua zat kimia dapat menyebabkan kanker.
Memang benar, bahwa semua zat kimia dapat menjadi racun bagi tubuh bila jumlahnya terlalu banyak. Namun apabila zat kimia ini dalam jumlah yang tepat dan dalam komposisi yang besar, maka zat kimia akan merupakan bahan yang sangat berguna bagi tubuh. Jadi tidak semua zat kimia dapat dianggap sebagai zat Karsionogenik. Hanya zat-zat kimia tertentu saja yang memang terbukti merupakan penyebab kanker.
Zat Karsinogenik adalah zat yang menyebabkan timbulnya tumor, yaitu pertumbuhan jaringan tubuh yang tidak normal. Ini mungkin tidak berbahaya, tetapi dapat juga bersifat sangat ganas. Tumor yang tidak berbahaya ditunjukkan dengan pertumbuhannya yang lambat, sedangkan tumor yang ganas sering juga disebut dengan kanker. Dia dapat tumbuh dengan cepat atau lambat dan umumnya pertumbuhannya adalah irreversible (tak membalik). Kanker menyerang dan menghancurkan jaringan sekelilingnya.
Apakah yang menyebabkan kanker? Badan Kesehatan Dunia WHO memperkirakan bahwa, 80-90% faktor genetik (keturunan) atau juga virus. Sedang yang termasuk dalam faktor lingkungan 10% (radiasi matahari, radioaktif dan faktor lingkungan) yang lebih dari 10-15% disebabkan karena polusi lingkungan.
Di masyarakat sekarang ini, terdapat kekhawatiran tentang beberapa zat kimia yang diduga dapat menyebabkan kanker. Sekitar 30 jenis senyawa kimia telah diketahui menyebabkan kanker pada manusia, sekitar 300 jenis senyawa kimia dapat menyebabkan kanker pada binatang, dan perlu dicatat bahwa senyawa-senyawa tersebut sering digunakan sehari-hari.
Meski biasanya zat yang dari alam lebih aman, namun tidak semua karsinogen adalah senyawa sintetis, banyak juga yang berasal dari alam, tetapi dapat menjadi penyebab kanker juga. Misalnva safrole dalam sassafran dan aflatoksin adalah zat yang diproduksi oleh kapang (sejenis mikroba) dalam makanan, mereka merupakan zat-zat alami, tetapi karsinogenik.
Kebanyakan yang lebih dikenal sebagai karsinogen adalah polisiklik aromatis hidrocarbon dan yang paling dikenal adalah 3,4 benzenpyrene. Hidrokarbon karsinogenik terbentuk karena pembakaran yang tidak sempurna dari bahan-bahan organik. Ini banyak ditemukan dalam rokok, asap mobil, kopi dsb. Sehingga bahan-bahan makanan ini hampir dapat dipastikan merupakan penyebab kanker. Namun begitu tidak semua polosiklik aromatis  hidrokarbon Buadalah karsinogen, tergantung dari bentuk dan ukuran molekulnya.
Kelas senyawa lain yang penting sebagai karsinogen adalah amina-amina aromatis, 2 diantaranya yang terpenting yaitu B-naphtylamine dan benzidine. Senyawa-senyawa ini antara lain sering digunakan dalam industri zat warna. Zat-zat ini menyebabkan kanker yang parah di antara para pekerja yang sering kontak dan menghirupnya dalam waktu yang lama.
Kebanyakan zat warna dari jenis amino azo diketahui merupakan karsinogen, tetapi ternyata zat-zat warna ini masih sangat sering digunakan oleh masyarakat kita untuk zat pewarna makanan dan juga keperluan sehari-hari yang lain. Padahal zat warna ini lebih tepat digunakan sebagai zat warna tekstil.
Kelompok lain di luar senyawa aromatis adalah zat kimia alifatis, antara lain dimeril nitosamin, vinil klorida (digunakan dalam pipa pralon PVC, poly vinil chlorida), dan etyl karbamat. Ada juga yang dari heterosiklik yaitu yang mengandung oksigen dan nitrogen, misalnya epoksida dan turunannya dari ethilenimene, dan yang lain adalah ester yang disebut lactones.
Bagaimana zat-zat kimia tersebut dapat menyebabkan kanker belum dapat diketahui dengan pasti, karena mekanisme dan aksinya sangat bervariasi, bergantung kepada struktur kimianya. Beberapa zat kimia memodifikasi DNA, sehingga mengacaukan replikasi sel, atau juga sintesis proteinnya. Sebagai contoh aflatoksin-B akan mengikat residu-residu guanin dalam DNA sehingga akan terjadi kekacauan dalam mekanisme kerja DNA. Namun sekali lagi, bagaimana langkah ini dapat menyebabkan kanker masih belum diketahui dengan pasti.
MENDETEKSI KARSINOGEN
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana kita dapat mengetahui suatu zat kimia adalah Karsinogen bagi manusia. Hal ini penting karena, sampai sekarang ini masih terjadi perbedaan pendapat dalam menentukan sesuatu zat itu karsinogen atau tidak.
Perbedaan pendapat ini dapat dimaklumi karena untuk membuktikan hal tersebut, tentu sangat sulit, karena kita tidak dapat mencobakan langsung pada manusia. Siapa yang bersedia menjadi 'manusia percobaan’, dan kalau pun ada yang bersedia ini merupakan pelanggaran kode etik dalam penelitian. Namun bukan berarti bahwa tidak ada cara pendekatannya. Cara yang sudah lazim dikenal untuk mendeteksi senyawa karsinogenik ada tiga, yaitu:
1. Tes Binatang (Animal Test)
Zat kimia yang diduga penyebab kanker dicobakan pada binatang. Tes dapat dilakukan dengan menggunakan dosis rendah pada jutaan tikus, dan karenanya biayanya sangat mahal. Sehingga biasanya tes menggunakan dosis yang lebih besar, dan dilakukan hanya pada 30 tikus atau lebih, dan sejumlah yang sama dari tikus sebagai grup kontrol/pembanding.
Kedua kelompok ini mendapat diet dan lingkungan yang sama, tetapi hanya pada kelompok yang diuji mendapat tambahan dosis zat kimia yang diuji. Dengan adanya hewan kontrol, maka dapat diambil kesimpulan dengan membandingkan kedua kelompok perlakuan tersebut. Bila kejadian kanker pada hewan eksperimen jauh lebih besar daripada hewan kontrol, maka dapat disimpulkan bahwa senyawa yang diuji adalah karsinogen.
Meskipun begitu hasil ini tidak dapat memastikan bahayanya bagi manusia, karena dosisnya tidak dapat dibandingkan langsung dengan manusia. Namun sebagaimana berbedanya metabolisme antara manusia dan binatang atau sebaliknya, ada hubungan yang baik antara tes binatang dengan hasil pada manusia.
2. Dengan Mempelajari Populasi Epidemiologis.
Cara yang paling baik untuk pembuktian bahwa suatu substansi menyebabkan kanker pada manusia dapat diperoleh dari mempelajari epidemi biologisnya. Suatu populasi yang mempunyai rata-rata penderita kanker di atas normal, dipelajari faktor-faktor yang sama dari populasi tersebut sebagai latar belakangnya. Ini adalah salah satu cara mempelajari yang mudah, untuk mencari penyebab dari suatu wabah pada suatu populasi.
Dengan cara ini pula, dapat dibuktikan bahwa merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru, vinil klorida menyebabkan kanker hati, dan juga asbes menyebabkan pada saluran pernafasan. Studi ini memerlukan penguasaan analisa matematis yang terampil. Namun sering dengan cara ini tidak ditemukan faktor yang tepat dari penyebab kanker itu sendiri, karena banyaknya kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat mempengaruhi ketepatan dalam penentuan.
3. Dengan Mempelajari Mutagenesis Pada Bakteri
Cara ini dikembangkan oleh Bruce N Ames dari Berkley, tes ini menggunakan varian dari bakteri Salmonella thiphimurium untuk menguji mutasinva (perubahan dalam gen). Percobaan ini sederhana dan relatif tidak mahal. Namun ketepatannya kurang, bila dibandingkan dengan cara di atas.
Dari beberapa zat kimia yang menimbulkan mutagen (perubahan dalam gen), ternyata karsinogen. Tetapi perlu dicatat bahwa 90% dari zat yang Carsinogen akan menimbulkan mutagenesis.
Dan yang penting lagi adalah, zat kimia itu sendiri mungkin tidak karsinogenik, tetapi setelah metabolisme bisa saja menjadi karsinogen, maka untuk mengatasi hal ini digunakan tes menggunakan tiruan metabolisme dari urin dan feses.
Untuk kasus-kasus tertentu cara Ames ini dapat digunakan sebagai pendahuluan, dan bila diperlukan dilanjutkan dengan tes hewan dan studi epidemiologis.
Jelaslah sekarang bahwa ketakutan terhadap semua zat-zat kimia menjadi penyebab kanker tidaklah beralasan namun untuk zat-zat yang telah terbukti dapat menimbulkan kanker yang mungkin bukan hanya pada diri kita, tapi juga pada keturunan kita, perlu kita hindari. (MK/AT).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar