Laman

Sabtu, 19 Juni 2010

Kabar Gembira Bagi Pengidap Kanker

Keajaiban Baru Pengobatan Kanker
Mingguan MIMBAR KARYA, Minggu I Juli 1996

Ini cerita terbaru dan menggembirakan bagi pengidap penyakit kanker. Biasanya orang yang kena kanker, harapan untuk penyembuhannya sangat tipis, karena kanker termasuk jenis penyakit ganas yang tak mengenal ampun kepada penderitanya.
Enam tahun lalu, Melvin A. Francis dinyatakan dokter menderita kanker kerongkongan. Ini adalah kanker yang diderita 12 ribu rakyat. Amerika setiap tahun. Penyakit tersebut telah membuat 95 persen penderitanya mati dan lima persen kehilangan suara.
Tak heran jika direktur perusahaan manufaktur ini mencari dokter terbaik, Dr. Bergein E Overholt, untuk mengobati penyakitnya. Tetapi, apa daya? Menurut Bergein, satu-satunya jalan hanyalah membuang sebagian kerongkongan dengan operasi. Dengan begitu kankernya dijamin sembuh. Namun, Melvin bakal tak pernah makan secara normal lagi.
Untungnya, Bergein memberi alternatif lain. Metode penyembuhan alternatif yang masih dalam percobaan. Namanya photo-dynamic therapy (PDT). Jadilah Melvin kelinci percobaan pertama.
Mula-mula, Bergein menyuntik Melvin dengan fotofrin, yaitu obat fotosensitif yang akan terakumulasi dalam sel-sel kanker. Tiga hari kemudian, dokter membuang tumor itu menggunakan sinar laser merah bertenaga rendah selama 30 menit. Hasilnya, sel kanker hilang, jaringan sekitar kanker tidak ikut terbakar.
Yang mengejutkan, sore bari setelah operasi, Melvin diperbolehkan pulang. Kini Melvin dinyatakan babas kanker. "Bahkan, saya tak berpantang makan apa pun. Termasuk lombok," ujamya seperti ditulis Business Week.
Keajaiban ini tak hanya milik Melvin. Tetapi juga dialami penderita uji coba dari Jepang, Eropa dan Amerika. Pakar kanker pun menganggap PDT sebagai terapi kanker masa depan. Bahkan, Desember kemarin, FDA (POMnya Amerika) menyetujui penggunaan fotofrin dalam pengobatan kanker kerongkongan tingkat lanjut.
Sedangkan Depkes Jepang, April lalu, mengesahkan penggunaan fotofrin sebagai terapi awal kanker paru-paru, kerongkongan, perut, dan mulut rahim. Tindakan kedua negara ini kemudian diikuti Perancis, Kanada dan Belanda.
Sebetulnya, PDT lebih dari terapi kanker. Karena obat foto sensitif ini mampu berakumulasi di sel-sel yang pertumbuhannya ekstra cepat, bukan hanya di sel kanker. Para peneliti menduga, PDT dapat juga digunakan mulai pada psoriosis hingga penyakit degeneratif pada mata.
Meski kehebatannya sudah terbukti nyata, PDT masih diragukan banyak pihak. Memang PDT menunjukkan banyak keunggulan misalnya memperpendek waktu perawatan di RS. Kalau penderita kanker paru biasa butuh 5 - 10 hari dirawat di RS setelah operasi, dengan PDT cukup sehari.
PDT nyaris tanpa efek samping kecuali membuat penderita lebih peka terhadap sinar matahari. Namun ini dapat diatasi dengan menyuruh mereka menghindari matahari empat sampai enam minggu. Tidak seperti pengobatan kanker dengan kemoterapi atau radiasi. Kedua terapi ini membuat penderitanya merasa mual, muntah, hingga mengalami gangguan kekebalan badan. Namun, PDT tak mampu membuang kanker sampai ke akarnya. Terutama yang sudah bermetastase ke seluruh tubuh. Apalagi, fotofrin memiliki keterbatasan, tak mampu menyebar ke bagian tubuh yang dalam.
Kemampuan PDT diakui hanya untuk terapi kanker pada tahap awal. Kecuali pada kanker kerongkongan. Namun, menurut Dr. Charles J. Lightdale, direktur klinik gastroenterologi di Pusat pengobatan Presbyterian Columbia, PDT dapat menghilangkan kanker kerongkongan untuk sementara waktu, sebelum kambuh kembali. "Setidaknya membuat penderita kanker senang di saat tertentu," ujarnya ringan.
Sedangkan di klinik kanker Jepang, PDT mampu membuang kanker paru stadium awal hingga 90 persen. Meski hanya 80 persen untuk kanker kerongkongan, perut, dan mulut rahim.
Sementara itu, pengobatan PDT memberikan hasil yang berbeda di klinik kanker Mayo, Jacksonville. Sekitar 43 persen penderita kanker paru pada stadium awal, berpeluang babas kanker selama 5 tahun seteiah diobati dengan PDT.
Selain kanker kerongkongan, paru, perut, dan mulut rahim, PDT diharapkan dapat mengobati kanker mulut, lambung, kerongkongan, lidah. Juga kanker kulit, prostat, dan otak.
Bahkan kini, para ahli berusaha menggunakan PDT untuk mengobatan penyakit mata yang dikenal dengan AMD (age related macular degeneration).
Perlu diketahui AMD menyebabkan kebutaan pada manula di atas umur 60 tahun. Lebih dari 100 ribu manusia AS terkena penyakit ini dan hanya 20 persen yang bisa diselamatkan dari kebutaan. (Mdk).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar